kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Kondisi Ekonomi Lesu, Barang Eksotis Seni Diklaim Masih Prospektif


Jumat, 13 Desember 2024 / 22:30 WIB
Kondisi Ekonomi Lesu, Barang Eksotis Seni Diklaim Masih Prospektif
ILUSTRASI. Pengelola Balai Lelang Sidharta Auctioneer mengatakan meskipun daya beli lemah tetapi karya seni masih memiliki peminat. KONTAN/Baihaki/15/8/2023


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi ekonomi menantang, diperkirakan akhir tahun barang eksotis akan tumbuh melambat. 

Melansir riset dari Bain-Altagamma Luxury, barang mewah personal pertumbuhannya turun 3% pada kuartal ketiga 2024. Sedangkan akhir tahun diproyeksi akan turun 2% dengan nilai pasar saat ini US$ 380 milar. 

Secara umum penurunan ini dipengaruhi ketidakpastian ekonomi global yang berdampak terhadap daya beli karena inflasi tinggi yang menyebabkan harga barang mewah naik signifikan.

Baca Juga: Siapa yang Tertawa Sekarang? Pisang yang Dilakban Terjual Hingga Rp 99 Miliar

Pasar karya seni misalnya diproyeksi melemah pada akhir tahun. Bain-Altagamma Luxury memproyeksi penurunan 7% dengan nilai pasar saat ini US$ 37 miliar. Proyeksi turun ini disebabkan pasar lelang seni menghadapi penurunan imbas ketegangan geopolitik global, serta kinerja dealer yang lemah dan berdampak kepada pelanggan lokal. 

Namun demikian, di Indonesia kondisinya sedikit berbeda. Amir Sidharta, Pengelola Balai Lelang Sidharta Auctioneer mengatakan meskipun daya beli lemah tetapi karya seni masih memiliki peminat.

"Terbukti dengan penjualan Harijadi Sumadidjaja bulan Oktober dan Sadali bulan Desember senilai Rp2 miliar," katanya kepada KONTAN, Jumat (13/12). 

Oleh sebab itu motivasi terkait pembelian karya seni tidak semata-mata untuk investasi melainkan lebih ke simbolis untuk menegaskan kekayaan.

Baca Juga: Mendorong Ekosistem Seni Lewat Pameran Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku

Ia mencontohkan ada karya seni ikonik berupa pisang yang direkatkan ke dinding dengan duct tape. Karya ini terjual seharga US$ 6,2 juta kepada seorang pedagang cryptocurrency. 

Menariknya, pisang tersebut kabarnya akhirnya dimakan. Dengan langkah ini, Amir melihat seni menjadi alat untuk menyampaikan pesan, bukan sekadar barang koleksi ataupun investasi. 

Untuk ke depannya, ia berharap peminat barang eksotis di karya seni tetap prospektif di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×