kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komoditas logam mulia kompak melemah, paladium paling anjlok


Minggu, 07 November 2021 / 10:24 WIB
Komoditas logam mulia kompak melemah, paladium paling anjlok
ILUSTRASI. Harga emas spot mengalami pelemahan hingga 6,06% sejak awal tahun hingga akhir Oktober.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini rupanya bukan menjadi periode yang baik bagi komoditas logam mulia. Sepanjang sepuluh bulan pertama pada tahun ini, komoditas yang satu ini mencatatkan kinerja negatif.

Pada periode tersebut, tercatat harga emas spot melemah hingga 6,06%, lalu perak mengalami koreksi hingga 9,47%. Berikutnya komoditas platinum juga turun 5,65%. Sementara paladium jadi komoditas logam mulia dengan kinerja terburuk setelah melemah 18,16%.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, penyebab utama pelemahan komoditas logam mulia adalah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh para bank sentral global. Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) yang bersinar pada tahun ini turut menekan kinerja logam mulia.

Ditambah lagi, pada tahun ini, Ibrahim mengamati para investor lebih memilih melakukan hedging ke aset kripto yang pergerakan harganya lebih menjanjikan ketimbang emas maupun logam mulia lainnya.

Baca Juga: Harga emas dekati level tertinggi dalam 2 bulan, ditutup naik 1,4% ke US$ 1.818,4

Ke depannya, Ibrahim melihat kondisi fundamental logam mulia cenderung belum akan banyak berubah. Sentimen pemulihan ekonomi, pengetatan kebijakan moneter seperti pengurangan pembelian obligasi hingga kenaikan suku bunga masih akan jadi katalis negatif. 

Menurut dia, katalis positif terhadap logam mulia akan datang dari ketika ada masalah geopolitik yang cukup memanas. Dari sisi potensi, Ibrahim melihat peluang tersebut cukup terbuka lantaran beberapa negara terlihat terlibat konflik satu sama lain. Misalnya, China dan Taiwan, lalu sikap Korea Utara yang terus melakukan uji coba misil di Semenanjung Korea, hingga ketegangan antara Israel dan Iran terkait nuklir.

“Jika isu geopolitik tersebut terus memanas, logam mulia, khususnya emas berpotensi mengalami penguatan harga. Apalagi, kenaikan minyak dunia imbas krisis energi bisa memicu angka inflasi yang turut bisa jadi katalis positif,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (5/11).

Baca Juga: Sepekan naik 2%, harga emas cetak penguatan tertinggi mingguan sejak Agustus

Oleh karena itu, dia meyakini pada tahun depan harga emas berpotensi setidaknya lebih baik dari tahun ini. Proyeksinya, emas berada di kisaran US$ 1.600 per ons troi-US$ 1.900 per ons troi. Sementara untuk perak berada di rentang US$ 15 per ons troi-US$ 19 per ons troi. Lalu untuk paladium ada pada rentang US$ 2.005 per ons troi-US$ 2.050 per ons troi. Sedangkan untuk platinum berpotensi bergerak ke arah US$ 1.020 per ons troi-US$ 1.150 per ons troi.

“Platinum juga tak kalah menarik karena digunakan sebagai bahan dasar pembuat mobil listrik. Dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di tahun depan, diekspektasikan produksi mobil listrik naik kembali dan mengangkat harga platinum,” tutup Ibrahim.

Baca Juga: Harga emas Antam berada di Rp 946.000 per gram pada hari ini (7/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×