Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akan ada yang berbeda dengan tampilan running trade di papan perdagangan saham mulai pertengahan tahun ini. Kode broker tak lagi akan terlihat.
Hilangnya kode broker tersebut sejalan dengan rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghapus kode broker mulai 26 Juli mendatang. Enam bulan kemudian, giliran tipe investor baik domestik dan asing yang bakal dihapus.
Pelaku pasar sepakat, para trader jangka pendek atau harian yang terimbas negatif dengan kebijakan tersebut. Terutama, para trader harian yang menggunakan kode broker sebagai salah satu alat analisisnya.
"Namun, untuk investasi dengan horizon waktu jangka panjang seharusnya tidak terpengaruh," ujar Direktur Panin Asset Management Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (26/2).
Baca Juga: Pengamat: Penghapusan kode broker sudah tepat
Manajer investasi termasuk salah satu yang tidak terdampak signifikan. Pasalnya, manajer investasi jarang melakukan trading. "Kalau pun ada, biasanya bukan di hari yang sama," imbuh Rudiyanto.
Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy memaklumi penolakan yang dilayangkan kaum bandarmology. Sebab, kode broker menjadi salah satu indikator analisanya.
Di sisi lain, kebijakan tersebut memaksa orang untuk tidak lagi sekadar ikutan tren (herding), melainkan lebih mengandalkan risetnya sendiri. "Harapannya, hal tersebut bisa menurunkan noise atau volatilitas di bursa," terang Budi.
Baca Juga: BEI: Kecuali Filipina dan Korea, semua bursa dunia tidak menampilkan kode broker
Umar Abdullah, Head of Equity Retail Yuanta Sekuritas menjelaskan, dihapusnya kode broker nanti akan membuat transaksi saham seperti transaksi forex. Hanya ada volume tanpa tahu siapa yang jual atau melakukan penawaran.
Sehingga, ke depan, trader bertransaksi sepenuhnya menggunakan chart teknikal, tidak lagi mengekor pihak tertentu. "Jadi, sebenarnya kebijakan ini bagus," tandas Umar.
Setali tiga uang, Budi menilai kebijakan tersebut layak untuk dijalankan meski berpotensi menekan volume transaksi. Ini karena investor ritel menjadi kagok.
Tapi, itu hanya untuk jangka pendek. Setelah itu, investor akan menjadi lebih rasional.
Baca Juga: BEI berencana hilangkan informasi kode broker, begini tanggapan mantan dirut BEI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News