Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah menggandeng perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) kembali membuka pintu kerjasama dengan asing. Apalagi, kondisi makro tahun ini terlihat jauh lebih kondusif.
"Kami optimistis dengan kondisi tahun ini, juga tahun berikutnya," ungkap Direktur Utama KLBF Irawati Setiady, Senin (1/8).
Memang, sektor yang digeluti emiten farmasi tersebut segaris lurus dengan kondisi makro. Ketika ekonomi kondusif dan meningkat, maka hal ini juga akan mengerek kinerja KLBF. Atas dasar ini pula, dia optimistis perseroan mampu mencetak pertumbuhan pendapatan 10%.
Target tersebut juga tidak sulit tercapai. Sebab, pada semester pertama tahun ini, KLBF sudah meraih pendapatan sekitar Rp 9,56 triliun atau naik 9,6% dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni Rp 8,72 triliun. Adapun laba bersihnya Rp 1,17 triliun, tumbuh 8,1% year-on-year (yoy).
Terkait kerjasama asing, Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan KLBF Vidjongtius menambahkan, pihaknya terus membuka pembicaraan dengan calon mitra. "Selain Korea Selatan, kami terus membuka. Ada yang dari Jepang, China dan India," imbuh dia.
Di awal tahun ini, KLBF dan Genexine membentuk perusahaan patungan atau joint venture (JV). Kerjasama ini melahirkan dua perusahaan, yakni PT Kalbio Global Medika yang memproduksi obat biologi dengan bahan baku lokal dan PT Kalbe Genexine Biologics, yang fokus melakukan riset dan inovasi pengembangan obat biologi.
Nah, ke depannya skema serupa akan ditempuh untuk kerjasama berikutnya. Perusahaan patungan yang dibentuk tersebut berbasis di Indonesia. Alasannya, market untuk produk kesehatan di Indonesia sudah terbentuk.
"Marketnya sudah ada, yang kami cari itu teknologinya," kata Vidjongtius.
Memang, sejauh ini teknologi produk kesehatan belum sepenuhnya dikuasai pemain lokal. Butuh waktu lama untuk menguasai teknologi tersebut. Soal dana, perseroan sudah siap. Saat ini, KLBF memiliki cash senilai Rp 1,8 triliun.
Dana itu memang sebagian sudah dialokasikan untuk kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. Namun, KLBF selalu mengambil skala produksi medium untuk kerjasama investasi dengan korporasi asing. Sehingga, kebutuhan dana ytidak terlalu besar.
Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, harga saham KLBF tutup di Rp 1.700. Angka ini menurun 1,49% dibandingkan sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News