kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.548.000   14.000   0,91%
  • USD/IDR 15.935   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.410   -55,16   -0,74%
  • KOMPAS100 1.122   -12,76   -1,12%
  • LQ45 878   -12,44   -1,40%
  • ISSI 227   -1,02   -0,45%
  • IDX30 450   -7,28   -1,59%
  • IDXHIDIV20 540   -9,13   -1,66%
  • IDX80 128   -1,55   -1,19%
  • IDXV30 132   -1,46   -1,10%
  • IDXQ30 149   -2,19   -1,45%

Klaster Baru Summarecon Diproyeksi Topang Kinerjanya, Simak Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 11 Desember 2024 / 20:08 WIB
Klaster Baru Summarecon Diproyeksi Topang Kinerjanya, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. rekomendasi saham Summarecon Agung (SMRA)


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) siap membangun sejumlah klaster yang digadang-gadang menjadi faktor pendorong penjualan dan kinerja perusahaan.

Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa mengatakan, sebelumnya emiten properti ini telah membukukan penjualan pemasaran yang epic yakni sejumlah Rp 515 miliar pada bulan Oktober, mewakili pertumbuhan yang kuat sebesar 68,6% MoM dan 92,7% YoY.

Yasmin menilai, kinerja tersebut utamanya didorong oleh keberhasilan peluncuran klaster baru di Summarecon Bogor. Perusahaan ini menjual 106 unit Ebony Residence, dengan ASP berkisar Rp 1,9 miliar hingga Rp 4,1 miliar yang berkontribusi sekitar Rp 256 miliar dalam pra-penjualan. 

Namun, jika diakumulasikan dari Januari hingga Oktober 2024, SMRA mencatat penjualan pemasaran sebesar Rp 3,18 triliun. Nilai tersebut menurun 4,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Meskipun demikian, Yasmin bilang bahwa SMRA tetap yakin dalam mencapai target penjualan pemasaran akhir tahun sebesar Rp 5,0 triliun, didukung oleh peluncuran proyek mendatang di Summarecon Serpong, Crown Gading, Bogor dan Tangerang. 

Baca Juga: SMRA Kantongi Rp 90 Miliar dari Penjualan Ruko Quantum Commercial Summarecon Serpong

"Kota mandiri baru Summarecon Tangerang, yang dijadwalkan diluncurkan pada akhir November, diproyeksikan akan memberikan kontribusi tambahan sebesar Rp 570 miliar dalam penjualan pemasaran," kata Yasmin dalam riset 26 November 2024.

Sementara, terkait prospek pemangkasan suku bunga BI 25 bps menjadi 5,75% pada Desember 2024 akan mendukung permintaan properti yang lebih kuat. 

Ia bilang, sepanjang 10 bulan tahun ini, KPR mempertahankan posisi sebagai metode pembayaran dominan, dengan kontribusi meningkat menjadi 53% dari 43% pada periode yang ssama 2024. Ini menunjukkan preferensi konsumen yang kuat terhadap opsi pembiayaan.

Di sisi lain, Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan khawatir terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan. Apabila suku bunga masih tinggi akan berimbas ke lemahnya saya beli masyarakat.

Oleh sebab itu, Andhika meyakini penjualan rumah ke depannya masih akan berat.

"Selain itu juga data penjualan rumah pada 2024 menurun, yang mencerminkan daya beli Masyarakat yang lemah," ucapnya kepada KONTAN, (11/12). 

Namun demikan, apabila pemerintah memberikan insentif dengan mengratiskan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) makahal itu akan menjadi katalis positif bagi emiten properri ini, sebab akan lebih meringankan masyarkat untuk membeli rumah kedepannya.

Analis BRI Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh menambahkan bahwa SMRA mempertahankan target pra penjualan hingga akhir tahun 2024 sejumlah Rp 5,0 triliun, yang ditopang dengan peluncuran klaster Summarecon Tangerang selama periode November sampai Desember 2024.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Summarecon Agung (SMRA) Usai Cetak Kinerja Positif

Ismail merincikan peluncuran untuk lokasi di Tangerang rencananya akan meluncurkan klaster Brizka Laes - Rumah dengan 300 unit di kisaran harga nya Rp 900 juta - Rp 2,5 miliar per unit. Kemudian Havena Lakes - Rumah dengan 200 unit dan kisaran harga Rp 2 miliar hingga Rp 5,3 miliar per unit. Adapun target pra-penjualan dari peluncuran ini Rp 570 miliar. 

Meski demikian Ismail mengantisipasi risiko terkait penundaan peluncuran proyek, rendahnya tingkat penyerapan, potensi pra penjualan yang lemah secara historis pada bulan November hingga Desember, serta perlambatan pertumbuhan pra penjualan di masa depan, yang diperkirakan hanya mencapai 5% per tahun.

Akibatnya, BRI Danareksa merevisi turun estimasi pra penjualan hingga akhir 2024 menjadi Rp 4,3 triliun atau turun 6%. Sementara untuk pendapatan pada akhir tahun diproyeksi Rp 9,6 triliun dan laba bersih sebesar Rp 1,2 trilun. 

Sementara Ciptadana Sekuritas memproyeksi, pendapatan SMGR sebesar Rp 9,1 triliun dan laba bersih 1,4 triliun untuk periode sepanjang tahun 2024.

Terkait sahamnya, Andhika mengatakan secara kinerja saham SMRA mengalami penurunan yang agresif sejak September 2024. Hal ini disebabkan aksi profit taking yang dilakukan karena sebelumnya SMRA mengalami kenaikan sejak Juni 2024.

Andhika masih memberikan rekomendasi saham Buy on weakness SMRA dengan target harga di Rp 600 per saham. 

 

Sedangkan Ismail mempertahankan peringkat buy dengan target harga Rp 800 per saham karena SMRA menarik pada diskon 86% terhadap RNAV dibandingkan rata-rata industri sebesar 78%.

Kalau Yasmin, memberikan rekomendasi beli saham SMRA dengan target harga Rp 850 per saham. 

Selanjutnya: Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi, Wamentan: Segera Diajukan ke Presiden

Menarik Dibaca: 4 Tips Kesehatan untuk Para Ibu agar Tetap Bugar, Terapkan ya Moms

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×