Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. KInerja reksadana saham tertekan di tahun ini. Merujuk data Infovesta Utama, sejak awal tahun hingga 31 Agustus, kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index masih terkoreksi 6,13%.
Namun, ada produk reksadana saham yang bisa mencetak kinerja positif. Salah satu reksadana saham yang mencetak return lebih baik dari kinerja rata-rata tersebut adalah HPAM Ultima Ekuitas 1 milik Henan Putihrai Asset Management (HPAM). Reksadana ini mencatat pertumbuhan kinerja sebesar 7,09% sejak awal tahun.
Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi mengungkapkan, strategi yang digunakan HPAM dalam pengelolaan HPAM Ultima Ekuitas 1 adalah dengan berfokus pada saham-saham yang memiliki fundamental baik. Selain itu, pihaknya juga aktif dalam melakukan rotasi sektor allocation.
Baca Juga: Menimbang daya tarik reksadana terproteksi setelah pajak obligasi turun
Berdasarkan fund fact sheet, 10 saham yang menjadi top holdings pada reksadana ini adalah AKR Corporindo, Astra International, Bank BRI, Barito Pacific, Solusi Bangun Indonesia, Saratoga Investama Sedaya, Surya Semesta, Chandra Asri, Solusi Sinergi Digital, dan Waskita Karya.
“Kami masih akan mempertahankan strategi pengelolaan ini untuk ke depannya. Melalui strategi ini, sudah terbukti kinerja HPAM Ultima Ekuitas 1 selalu unggul dalam waktu 6 bulan, 1 tahun, 3 tahun, maupun 5 tahun, jika dibandingkan dengan IHSG,” kata Reza kepada Kontan.co.id. Kamis (9/9).
Reza juga meyakini, kinerja produk reksadana saham akan semakin membaik pada sisa akhir tahun ini. Hal ini sebenarnya juga sudah mulai tercermin dari pergerakan indeks LQ45 yang sahamnya memang banyak dijadikan sebagai portofolio reksadana saham. Tercatat, sepanjang Agustus 2021 lalu, indeks LQ45 berhasil menguat 5,27%, mengungguli IHSG yang hanya tumbuh 1,32%.
Selain itu, menurut Reza, dengan tingkat vaksinasi yang sudah semakin baik akan semakin mendorong optimisme pemulihan ekonomi ke depan. Apalagi, jika dilihat, harga komoditas, Consumer Price Index (CPI) dan indeks manufaktur sudah menuju ke arah yang lebih baik. Ditambah lagi, Reza meyakini efek tapering Amerika Serikat juga tidak akan membawa dampak negatif seperti 2013 silam.
“Terbaru, pajak obligasi yang resmi menjadi 10% juga akan membuat para penikmat reksadana terproteksi mengalihkan dananya ke jenis reksadana lain, termasuk reksadana saham. Oleh karena itu kami optimistis HPAM Ultima Ekuitas 1 bisa memberikan return hingga 15% pada akhir tahun nanti,” imbuh Reza.
Selanjutnya: Dana kelolaan (AUM) industri reksadana bertambah Rp 4 triliun di Agustus 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News