Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memiliki peluang kinerja positif pada 2022, walaupun mencatat kinerja kurang memuaskan sepanjang tahun 2021.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan WIKA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 117,66 miliar pada 2021, turun 36,66% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendapatan neto perusahaan sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 17,80 triliun, naik 7,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebeasr Rp 16,53 triliun.
Hingga akhir Februari 2022, WIKA membukukan kontrak baru senilai Rp 6,1 triliun. Hasil ini jauh lebih tinggi dibandingkan perolehan kontrak baru WIKA pada periode yang sama, yakni Rp 2,67 triliun pada Februari 2021.
Dari perolehan kontrak baru WIKA per Februari 2022, di antaranya berupa proyek infrastruktur dan gedung sebanyak 62%, realty dan properti 3%, industri 17%, serta energi dan industrial plant 18%.
WIKA menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 42,57 triliun pada tahun ini. Artinya, perolehan kontrak baru WIKA sebesar Rp 6,01 triliun higga Februari, pencapaian tersebut setara dengan 14,11% dari target kontrak baru WIKA tahun ini.
Baca Juga: Hingga Februari 2022, Wijaya Karya (WIKA) Catatkan Kontrak Baru Rp 6,1 Triliun
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan WIKA masih memiliki potensi kinerja positif, didorong dari pembangunan IKN dan pulihnya pertumbuhan ekonomi dari sektor properti.
"Mulai pulihnya kembali sektor properti akan menjadi pendorong kinerja WIKA yang biasanya juga diikuti pemulihan dari sektor konstruksi, disatu sisi pembangunan IKN juga akan memberikan kontribusi bagi WIKA." ujar Abdul saat dihubungi Kontan.co.id.
Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael mengatakan meskipun tidak ada pertumbuhan yang signifikan dalam penyertaan modal negara (PMN) suntikan ke beberapa BUMN pada 2021-2022 seharusnya bisa mendorong pertumbuhan kontrak baru ke kontraktor BUMN pada 2022.
"Saat ini, Otoritas Penanaman Modal Indonesia telah mengamankan modal awal sebesar Rp 75 triliun dalam bentuk tunai dan pengalihan saham. Indonesian Investment Authority (INA) juga telah memperoleh komitmen investasi US$ 10 miliar dari UEA, sambil terus mengejar kemitraan investasi lainnya," ujar Joshua dalam keterangan tertulisnya
Abdul memperkirakan pendapatan WIKA akan tumbuh 32% pada 2022 atau sebesar Rp 23,4 triliun, dan laba bersih pada 2022 sebesar Rp 1,2 triliun.
Sementara itu, Joshua memperkirakan kontrak baru WIKA di tahun 2022 tumbuh 12% yoy dari Rp 24,1 triliun menjadi Rp 27 triliun.
"Proyek utama yang diperoleh adalah konstruksi nikel smelter di Kolaka, Cisumdawu toll road section 4, bandara Doho, Kediri, minum sistem suplai air (SPAM) Jatiluhur dan pelanggaran karya Benoa pelabuhan," ujar Joshua.
Baca Juga: Hingga Januari, Raihan Kontrak Baru Waskita Karya (WSKT) Mencapai Rp 476 Miliar
Abdul menjelaskan salah satu penghambat kinerja WIKA bisa berasal penundaan proyek dan sistem pembayaran yang dipakai.
"Proyek yang mungkin ditunda bisa menjadi penghambat bagi emiten konstruksial ini bisa membuat pembiayaan pembangunan infrastruktur jadi meningkat, serta sistem pembayaran yang dilakukan dari poyek tersebut apakah yang dipakai termin atau turnkey," kata Abdul.
Joshua merekomendasikan buy saham WIKA dengan target harga Rp 1.400
Sementara itu, Abdul menyarankan wait and see saham WIKA jika pergerakan harga menembus supportnya maka akan melanjutkan support keduanya Rp 960 - Rp 920. Dan jika bergerak kembali naik bisa perhatikan resistance Rp 1.070 - Rp 1.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News