Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan emas batangan melonjak tajam sejak awal 2025. Ini terjadi hampir di seluruh anak usaha Pegadaian, Galeri 24. Selama 8-13 April lalu, dalam sepekan penjualan emas mencapai lebih dari 250 kg emas batangan dan 6 kg emas perhiasan.
Tak hanya itu, transaksi Tabungan Emas digital pun meroket hingga empat kali lipat, mencapai Rp1,5 triliun sepanjang April. Lonjakan ini menjadi sinyal kuat bahwa kegiatan usaha bullion atau bank emas di PT Pegadaian menunjukkan tren positif dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidayah menyebut sinyal positif ini tak hanya terjadi pada 2 lini bisnis itu saja. Menurut seluruh lini produk emas yang ditawarkan Pegadaian mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan.
“Mulai dari tabungan emas, perdagangan emas, titipan emas korporasi, hingga pinjaman modal kerja berbasis emas berjalan dengan baik dan portofolionya juga semakin membaik,” ujar Elvi saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin (21/4).
Baca Juga: Harga Emas Antam Rp 2.034.000, Simak Cara Menabung Emas di Pegadaian
Salah satu langkah strategis yang dilakukan Pegadaian adalah menggandeng mitra untuk memperluas pembiayaan emas. Pada Maret 2025, perusahaan menjalin kerja sama dengan PT Latus Propertindo dalam pembiayaan emas yang diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekosistem logam mulia secara menyeluruh.
Lebih lanjut, Elvi menyatakan bahwa kolaborasi serupa akan terus diperluas dengan melibatkan lebih banyak pemain di industri emas.
“Kita akan terus membentuk ekosistem emas melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Mulai dari penambang, pemurni (refinery), manufaktur, hingga toko emas. Ini bagian dari roadmap Pegadaian ke depan,” jelasnya.
Baca Juga: Ini Wanti-Wanti Bos Pegadaian Soal Investasi Emas, Kudu Disimak
Meski demikian, Elvi mengakui bahwa pembangunan ekosistem emas nasional masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah proses integrasi dan sinergi antarpelaku industri yang masih terus dibangun dan disempurnakan.
“Tantangannya tentu karena ekosistemnya masih dalam proses pengembangan. Tapi ini bagian dari perjalanan. Ke depan, kami berharap ada dukungan yang lebih luas dari pemerintah untuk mempercepat pembangunan ekosistem emas ini,” ungkap Elvi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
