Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham-saham berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG) masih tertekan. Nampaknya minat investor terhadap saham-saham berbasis hijau sudah mulai lesu.
Bursa Efek Indonesia (BEI) punya rencana untuk luncurkan indeks tematik dengan memadukan ESG dan syariah. Wacana yang muncul dari 2022 belum terealisasi hingga kini.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan hingga kini belum ada manajer investasi yang menyatakan akan menggunakan indeks tambahan.
Baca Juga: Mengintip Risiko di Balik Kilau Saham-saham Emas
“Kami belum meluncurkan indeks baru karena memang belum ada MI yang akan menggunakan. Untuk minat investor masih tinggi, kalau dilihat dana kelolaan yang ada,” jelasnya kepada Kontan, Selasa (23/9/2025).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per 11 Juli 2025, terdapat 38 produk reksadana berbasis ESG yang mencapai Rp 10,09 triliun. Reksadana indeks berkontribusi terbesar dengan porsi 53,46%, didorong oleh kinerja Indeks SRI-Kehati.
Di sisi lain, kinerja indeks berbasis ESG di pasar saham justru masih tertekan. Misalnya, indeks IDX ESG Leader yang terkoreksi 0,31% secara year to date per Selasa (23/9/2025). Lalu ada indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders yang anjlok 5,41%.
Koreksi oleh indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan indeks ESG LQ45 IDX KEHATI masing-masing turun 0,38% dan 0,59%. Sementara hanya indeks SRI-KEHATI yang menguat tipis 0,07% secara year to date.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai pelemahan sektor perbankan yang memiliki bobot terbesar dalam indeks berbasis hijau itu menjadi penekan pada indeks-indeks itu.
Baca Juga: Ada Perombakan Indeks Kehati, Bagaimana Dampaknya Terhadap Saham ESG?
Nafan menambahkan bahwa rotasi minat investor ke saham non-ESG, khususnya berbasis komoditas, merupakan hal yang wajar. Pasalnya, minat pada emiten non-ESG masih positif.
“Minat terhadap saham non-ESG masih relatif positif, misalnya didorong oleh kenaikan harga emas dunia maupun perbaikan harga nikel,” ucapnya.
Menurutnya, meskipun sektor keuangan saat ini masih menjadi lagging sector, peluang perbaikan tetap terbuka. Peningkatan fundamental perbankan diyakini bisa mendorong kapitalisasi pasar dan memperkuat daya tarik indeks berbasis ESG ke depan.
Selanjutnya: 5 Tips Berat Badan Turun Tanpa Olahraga, Cocok bagi Anda yang Sibuk
Menarik Dibaca: 5 Tips Berat Badan Turun Tanpa Olahraga, Cocok bagi Anda yang Sibuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News