Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana saham milik Trimegah Asset Management berhasil tumbuh unggul dari rata-rata kinerja reksadana saham. Saham berkapitalisasi besar jadi pendorong kinerja.
Berdasarkan data Infovesta Utama, rata-rata kinerja reksadana saham masih turun 5,68% secara year to date (ytd). Sementara, di periode yang sama reksadana Trim Kapital Plus milik Trimegah Asset Management justru tumbuh 10,56% ytd.
Antony Dirga, CEO Trimegah Asset Management mengatakan, reksadana Trim Kapital Plus dapat berkinerja mengungguli rata-rata kinerja reksadana saham karena berhasil menerapkan perputaran pemilihan sektor saham secara tepat.
Di awal tahun, Antony mengatakan sempat lebih fokus pada sektor-sektor di new economy. Namun, belakangan, Trimegah AM mulai memecah posisi portofolionya untuk masuk ke sektor dengan saham kapitalisasi besar dan valuasi yang masih relatif murah.
Baca Juga: Bisakah investor melakukan windows dressing tahun 2021 ini? Simak penjelasan analis
Alasannya, Trimegah Asset bergeser fokus ke saham dengan kapitalisasi besar dan valuasi rendah adalah karena terjadi krisis energi terutama di China.
"Krisis energi menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang diuntungkan karena banyak mengekspor batubara dan CPO sebagai salah satu sumber energi dunia," kata Antony.
Dalam jangka pendek hingga menengah, Antony memproyeksikan Indonesia berpotensi mengalami lonjakan ekspor. Hal ini dapat memberikan multiplier effect ke perekonomian secara positif. Ujungnya, saham yang memiliki kapitalisasi besar dan valuasi yang masih murah bisa diuntungkan.
Meski begitu, Antony tetap yakin dalam jangka menengah dan panjang sektor new economy akan tetap menjadi fokus Trimegah AM untuk menjadi aset portofolio reksadana saham.
"Kami tidak akan melupakan fokus ke sektor new economy karena saham sektor tersebut merupakan bagian dari siklus industri," kata Antony.
Ke depan, sektor new economy akan menjadi industri yang tumbuh jauh lebih cepat dan menggantikan perusahaan yang tidak bisa beradaptasi dengan baik.
Selanjutnya: IHSG turun 0,86% pada Selasa (5/10) meski net buy asing mencapai Rp 1,58 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News