kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja reksadana pasar uang stabil


Selasa, 29 April 2014 / 17:37 WIB
Kinerja reksadana pasar uang stabil
ILUSTRASI. Cara menghindari pesan spam di WhatsApp.


Reporter: Noor Muhammad Falih, Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Goncangan yang terjadi di pasar saham maupun obligasi tampaknya tidak ikut menerpa kinerja reksadana pasar uang. Instrumen satu ini bisa dipertimbangkan saat volatilitas pasar sedang tinggi.

Mengutip data PT Infovesta Utama, reksadana pasar uang per 25 april (year to date) mencatatkan kinerja rata-rata sebesar 2,14%. Dari 36 reksadana pasar uang yang tercatat di Infovesta, terdapat 19 reksadana yang memiliki kinerja di atas rata-rata. Tidak ada satupun reksadana pasar uang yang membukukan kinerja negatif.

Tiga urutan teratas ditempati oleh reksadana pasar uang besutan PT Bahana TCW Investment Management denagn produk bernama Bahana Dana Likuid sebesar 2,91%. Selanjutnya disusul oleh reksadana RHB OSK Money Market Fund dengan kinerja 2,68%. Sementara di urutan ketiga ditempati Gap Money Market Fund dengan kinerja 2,58%.

Reksadana pasar uang lainnya yang berada di urutan 10 besar adalah Danareksa Gebyar Dana Likuid. Reksadana ini mencetak kinerja 2,31%. Berdasarkan fund fact sheet Gebyar Dana Likuid per Maret 2014, reksadana ini lebih banyak menebar portofolio pada obligasi korporasi sebesar 79,33%.

Adapun obligasi pemerintah tersebut antara lain BRI subordinasi, Federal International Finance (FIF), Astra Sedaya Finance, Indomobil Finance dan PT BCA Tbk. Alokasi aset dasar lainnya disematkan pada instrumen pasar uang meliputi deposito sebesar 20,67%. Tidak ada aset dasar yang dibenamkan pada obligasi pemerintah.

Berdasarkan alokasi aset dasar menurut sektornya, Gebyar Dana Likuid menitikberatkan bobot pada sektor keuangan sebesar 66,41%. Sektor infrastuktur, utilitas dan transportasi memiliki bobot sebanyak 9,09%. Sementara sektor lainnya memiliki bobot 3,83%.

Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM), Zulfa Hendri mengatakan produk tersebut memang menitik beratkan pada pengemasan obligasi korporasi sebagai aset dasar. Menurut Zulfa, obligasi korporasi dengan tenor di bawah 1 tahun saat ini memberi imbal hasil cukup tinggi.

“Kami menargetkan Gebyar Dana Likuid bisa memberi return 6% hingga 8% pada akhir tahun 2014,” ungkap Zulfa. Terlebih ia bilang ada kecenderungan BI rate bisa turun pada semester 2 tahun 2014. Demikian, obligasi yang dikoleksi kini bisa memberi imbal hasil tinggi di tengah turunnya BI rate pada semester 2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×