kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja rata-rata Reksadana Pendapatan Tetap tumbuh 2,8% sepanjang November


Rabu, 05 Desember 2018 / 20:26 WIB
Kinerja rata-rata Reksadana Pendapatan Tetap tumbuh 2,8% sepanjang November
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya kondisi pasar obligasi Indonesia berdampak positif terhadap kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap sepanjang bulan lalu.

Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercatat di Infovesta Fixed Income Fund Index tumbuh 2,80% month on month (mom) pada November silam. Padahal, di bulan sebelumnya, kinerja rata-rata reksadana ini terkoreksi 0,91% (mom).

Adapun sepanjang tahun ini, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap masih minus 2,12% (ytd).

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyampaikan, peningkatan kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap didukung oleh tren kenaikan harga SUN di pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada bulan lalu.

Tren kenaikan SUN tersebut merupakan efek berantai dari masuknya kembali dana investor asing ke pasar obligasi domestik yang kemudian mendorong penguatan nilai tukar rupiah. “Kenaikan harga SUN sangat terasa, karena mayoritas reksadana pendapatan tetap memiliki SUN sebagai aset dasarnya,” terang dia, Rabu (5/12).

Produk reksadana pendapatan tetap yang berhasil memperoleh kinerja paling apik sepanjang November kemarin adalah HPAM Ultima Obligasi Plus. Saat itu, reksadana tersebut mencetak return sebesar 7,43% (mom).

Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Markam Halim menyebut, pihaknya sudah mengantisipasi momen kenaikan harga SUN. Semenjak harga SUN masih dalam tren penurunan, manajer investasi sudah melakukan pembelian secara berkala. Alhasil, kinerja produknya akan melonjak begitu harga SUN mulai berbalik arah.

Selain itu, pihaknya juga tak melulu bergantung pada obligasi pemerintah. Instrumen obligasi korporasi juga menjadi pilihan tergantung dari ketersediaan dan harganya.

Dia menambahkan, seiring membaiknya kinerja reksadana pendapatan tetap, permintaan terhadap produk tersebut juga meningkat walau tidak signifikan. “Di saat yang sama reksadana saham juga mengalami perbaikan performa,” ujarnya beralasan, hari ini.

Markam pun yakin reksadana pendapatan tetap secara keseluruhan akan kembali mengalami peningkatan kinerja dengan sendirinya. Pasalnya, tren kenaikan harga SUN masih berlanjut dan pergerakan rupiah cenderung stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×