Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) membukukan kinerja positif sepanjang tahun 2020. Emiten rumah sakit ini mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Di tahun 2020 MIKA mengantongi pendapatan bersih hingga Rp 3,42 triliun. Jumlah tersebut meningkat 6,69% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 3,21 triliun. Sementara itu, total laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut naik 6,35% yoy menjadi Rp 841,67 miliar.
Mengutip laporan keuangan MIKA, pasien rawat inap menjadi penopang dengan kontribusi mencapai 65,57% dari total pendapatan atau sekitar Rp 2,24 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2019 yang dibukukan Rp 1,98 triliun.
Head of Investor Relations Mitra Keluarga Karyasehat Aditya Widjaja mengungkapkan, pertumbuhan kontribusi pasien rawat inap itu terdongkrak pasien Covid-19 yang ditangani MIKA. Dia menambahkan, MIKA merupakan salah satu rumah sakit yang tanggap di saat awal masa pandemi. "Melihat dinamika yang ada, sehingga mau tidak mau kami harus agile," ungkap Aditya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/3).
Baca Juga: Pendapatan naik, laba bersih Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) melesat 16,69% di 2020
Langkah tanggap tersebut menjadikan MIKA dapat dengan segera meningkatkan kapasitas untuk pasien Covid-19. Kinerja yang sempat jeblok di kuartal kedua 2020 pun perlahan membaik di kuartal ketiga dan keempat.
Ke depan Aditya melihat, pasien rawat inap khususnya pasien Covid-19 masih menopang setidaknya hingga semester pertama 2021 mengingat, dampak dari vaksinasi masih memerlukan waktu. Untuk tempat tidur, Aditya mengungkapkan MIKA masih mampu menyediakan hingga 1.600 tempat tidur lagi. Saat ini, jumlah tempat tidur yang sudah dikonversi untuk pasien Covid-19 mencapai 1.200.
Kendati mendatangkan keuntungan dari segi rawat inap, MIKA memandang Covid-19 hanya akan berdampak dalam jangka pendek saja. " Kami juga tidak berharap Covid-19 akan berlanjut terus menerus, karena secara bisnis long term tidak bagus," imbuh dia.
Baca Juga: Vaksinasi mandiri jadi sentimen positif bagi Kalbe Farma (KLBF)