Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) resmi mengumumkan capaian kinerja selama sembilan bulan terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (12/11).
Pada laporannya tersebut, emiten plat merah ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih atau laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada entitas induk pada kuartal III 2018 sebesar 122,79% year on year (yoy) menjadi US$ 218,14 juta, naik dari tahun sebelumnya sebesar US$ 97,91 juta.
Peningkatan laba tersebut salah satunya disumbang dari naiknya pendapatan bersih PGAS sebesar 12,95% menjadi US$ 2,44 miliar, naik dari tahun sebelumnya sebesar US$ 2,16 miliar.
Pendapatan bersih PGAS, utamanya disumbang terbesar dari distribusi gas bumi yang mencapai US$ 1,93 miliar dan disusul oleh penjualan gas dan minyak sebesar US$ 441,68 juta.
Selain itu, terdapat tambahan laba dari ventura bersama sebesar US$ 48,23 juta, naik dari tahun sebelumnya sebesar US$ 34,47 juta.
Menanggapi kondisi tersebut, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto justru menyarankan untuk wait and see dahulu sebelum masuk ke saham PGAS dalam waktu dekat. Pasalnya, dirinya melihat dari sisi pendapatan utamanya yakni distribusi gas belum terlihat pertumbuhan yang signifikan.
“Ditambah lagi terkait rencana akuisisi Pertagas, selama belum ada kembali kepastian maka investor akan tetap berhati-hati dengan PGAS, kemungkinan mereka hanya akan memanfaatkan pertumbuhan laba untuk trading jangka pendek,” ujarnya kepada Kontan, Senin (12/11).
Pihaknya merekomendasi saham PGAS untuk wait and see, namun apabila harga saham bisa bertahan di atas Rp 2.000 per saham, pihaknya bisa menyarankan untuk spekulasi beli dengan target harga di level Rp 2.300 per saham.
Sekadar informasi, berdasarkan data RTI, pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (12/11), PGAS ditutup melemah 1,90% ke level Rp 2.070 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News