Reporter: Dede Suprayitno, Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kabar gembira bagi pemegang saham PT Link Net Tbk (LINK). Emiten layanan jasa data internet dan TV berbayar itu bakal bagikan dividen tahun buku 2016 dengan nilai dan pay out ratio yang lebih besar.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) LINK hari ini, Jumat (21/4), memutuskan untuk membagikan dividen Rp 96,8 per saham. Angka ini meningkat lebih dari 100% dibanding nilai dividen tahun buku 2015, Rp 42 per saham.
Adapun total dividen yang dibagikan sekitar Rp 286,65 miliar. Artinya, dividen LINK kali ini memiliki pay out ratio 35% dari laba bersih LINK 2016 sebesar Rp 819 miliar.
Mengingatkan saja, untuk tahun buku 2015, nilai dividen yang dibagikan sebesar Rp 127,7 miliar, atau setara dengan pay out ratio 20% dari laba bersih.
Kenaikan pembagian dividen itu menunjukan pertumbuhan bisnis LINK yang kuat. "Hal ini juga menunjukan jika LINK berhasil mengelola biaya operasional dengan baik," kata Irwan Djaja, Direktur Utama LINK.
Sepanjang 2016, LINK mencatat kenaikan laba bersih sebesar 28% menjadi Rp 819 miliar dari sebelumnya Rp 639 miliar. Pendapatannya juga mengalami kenaikan, sebesar 15% menjadi Rp 2,95 triliun.
Pendapatan LINK selama 2016 dikontribusi dari biaya berlangganan dari layanan broadband internet dan jaringan, dengan nilai kontribusi sebesar Rp 1,66 triliun. Sementara pendapatan dari biaya berlangganan layanan televisi kabel memberi kontribusi Rp 1,08 triliun dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 198,84 miliar.
Emiten ini telah menambah 153.000 homes passed baru di wilayah Surabaya, Bandung, serta Jakarta dan sekitarnya. Sehingga pada 2016, jumlah homes passed LINK mencapai 1,83 juta home passed. Sementara, jumlah homes passed untuk tahun 2015 yakni 1,67 juta.
Selain itu, juga menambah 70 ribu pelanggan TV berbayar. Dari sebelumnya pada 2015 berjumlah 433.000 menjadi 503.000. Selain itu, juga menambah 64 ribu pelanggan internet dengan peningkatan sekitar 15%, dari berjumlah 457.000 menjadi 521.000.
Sementara, ARPU (Average Revenue per User) LINK menurun. Dari Rp 415.000 per pelanggan menjadi Rp 407.000 per pelanggan. Emiten ini, menjaga ARPU berada di level premium. Emiten ini juga merambah ekspansi ke wilayah Medan dan Batam. Aksi ini dikhususkan untuk mendukung pertumbuhan emiten ini dimasa depan.
Torehan kinerja itu juga menunjukan jika potensi pasar broadband di Indonesia masih besar. "Kedepan, kami optimistis mampu mencetak pertumbuhan dan laba lebih baik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi," pungkas Irwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News