Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten sektor telekomunikasi cenderung buruk pada tahun lalu. Ini termasuk PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang merugi Rp 3,3 triliun. Tapi pada kuartal pertama 2019, XL mulai mencatat laba Rp 57,19 miliar, naik 270,64% dari periode yang sama tahun lalu.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, kenaikan laba EXCL yang mencapai 270% didasari oleh peningkatan layanan data. Menurut Nafan, kinerja XL Axiata pada kuartal pertama cukup memenuhi harapan khususnya bagi para investor.
“Faktor utama untuk kenaikan laba EXCL karena peningkatan layanan untuk pelanggannya. Ini juga merupakan hasil dari konsistensi EXCL dalam mengembangkan bisnis layanan data,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).
Menurut Nafan, pertumbuhan kinerja EXCL juga didasari karena emiten tersebut gencar ekspansi bisnis dengan membangun beberapa base transceiver station (BTS) di Indonesia. Nafan juga menilai jika EXCL berhasil menjadi perusahaan tercepat yang mengembangkan jaringan 5G disertai berkolaborasi dengan Huawei, maka akan mendapatkan katalis positif dari para pelaku pasar.
Potensi pertumbuhan kinerja EXCL tahun ini sangat besar. Menurut Nafan, permintaan masyarakat terhadap ponsel pintar cukup tinggi, baik di kalangan menengah ke bawah atau pun ke atas. Inilah yang mendasari pertumbuhan layanan data XL Axiata.
Namun, tantangan bagi EXCL ada pada inovasi dalam pengembangan layanan dan teknologi. “Kalau kolaborasi dengan Huawei mulus itu bisa jadi peningkatan buat mereka. Huawei bisa bantu untuk memenuhi kebutuhan teknologinya EXCL, tapi kalau belum kerja sama ya jadi tantangan dan bahkan hambatan mereka,” tegas Nafan.
Nafan menilai, kenaikan harga saham EXCL sudah dimulai sejak Desember 2018 lalu. Menurut dia, ada dua hal yang menyebabkan kenaikan harga saham emiten telekomunikasi ini. Pada bulan Desember terlihat ada peningkatan akibat window dressing, sementara pada bulan Januari terjadi fenomena efek Januari.
Dia menambahkan bahwa dari sisi teknikal, kenaikan harga EXCL dapat dilihat dari indikator RSI yang sudah di bawah angka 30 alias sudah sangat jenuh jual.
Sedangkan mengenai target harga, Nafan menargetkan di level Rp 3.190 per saham. Nafan tidak memberikan target terbaru karena target harga yang ia buat adalah Rp 3.050 per saham. Menurutnya, target tersebut juga sudah tercapai karena EXCL sempat menyentuh angka Rp 3.070 per saham.
Harga saham EXCL naik 49,49% secara year to date ke level Rp 2.960 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News