kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.695   42,00   0,25%
  • IDX 8.275   111,21   1,36%
  • KOMPAS100 1.154   17,76   1,56%
  • LQ45 844   12,45   1,50%
  • ISSI 286   3,78   1,34%
  • IDX30 443   6,51   1,49%
  • IDXHIDIV20 512   8,80   1,75%
  • IDX80 130   2,06   1,61%
  • IDXV30 137   1,09   0,80%
  • IDXQ30 141   2,17   1,57%

Kinerja Keuangan PAM Mineral (NICL) Melesat Di Tengah Harga Nikel yang Melandai


Senin, 03 November 2025 / 19:10 WIB
Kinerja Keuangan PAM Mineral (NICL) Melesat Di Tengah Harga Nikel yang Melandai
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL). Perseroan mampu mencatatkan kinerja keuangan mentereng di tengah harga nikel dunia yang cenderung melemah sepanjang 2025 berjalan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) mampu mencatatkan kinerja keuangan mentereng di tengah harga nikel dunia yang cenderung melemah sepanjang 2025 berjalan.

NICL membukukan pertumbuhan penjualan 64,82% year on year (yoy) menjadi Rp 1,35 triliun hingga kuartal III-2025. Lonjakan tersebut didukung oleh kenaikan signifikan volume penjualan bijih nikel NICL sebesar 88,76% yoy menjadi 2.404.590,63 metrik ton.

Imbas dari peningkatan penjualan yang diiringi dengan efisiensi biaya, laba kotor NICL juga meningkat tajam 104,53% yoy menjadi sebesar Rp 600,92 miliar per kuartal III-2025. Seiring dengan peningkatan laba kotor, marjin laba kotor NICL juga mengalami peningkatan dari sebesar 35,77% menjadi sebesar 44,39%.

Sejalan dengan peningkatan laba kotor, laba usaha NICL juga meroket 123,71% yoy menjadi Rp 504,88 miliar per kuartal III-2025. Tak hanya itu, laba bersih NICL ikut melambung tajam 131,28% yoy menjadi Rp 401,66 miliar per kuartal III-2025.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih PAM Mineral (NICL) Kompak Melonjak per Kuartal III-2025

Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka menyampaikan, sejak akhir tahun 2024 harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 5,20% yang sejalan dengan tren global dan euforia industri baterai kendaraan listrik yang cenderung fluktuatif. NICL melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perusahaan.

NICL pun sudah menyiapkan langkah antisipatif sejak awal tahun, tercermin dengan kinerja operasional dan keuangan perusahaan yang tumbuh positif hingga kuartal III-2025.

“Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan perusahaan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi,” ungkap dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Senin (3/11/2025).

Hingga akhir 2025, NICL menargetkan produksi bijih nikel gabungan sebesar 2,6 juta ton ore seiring pelaksanaan program pengeboran lanjutan guna menambah cadangan sumber daya.

Manajemen NICL juga memperkirakan pada kuartal IV-2025 harga nikel masih bergerak fluktuatif imbas dari kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) yang masih menghantui stimulus ekonomi global ditambah dengan adanya kelebihan pasokan yang dapat menambah tekanan pada harga nikel.

Namun, industri nikel domestik memiliki peluang strategis di mana adanya ketegangan antara China dan negara barat akan mendorong banyak negara mencari alternatif pasokan logam kritis. Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu sebagai pemain kunci non-China. Selain itu, kondisi kelebihan pasokan (oversupply) juga terlihat mulai berkurang tercermin dengan pelemahan harga acuan nikel domestik yang mulai membaik.

Baca Juga: Saham NICL Ditutup Menguat 0,40% pada Jumat (25/7), Transaksi Capai Rp 277 Miliar

Secara terpisah, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kinerja NICL tergolong luar biasa mengingat laba bersihnya dapat melesat hingga tiga digit, padahal harga nikel dunia cenderung melandai. Menurutnya, tingginya volume penjualan bijih nikel mampu mengkompensasi risiko pelemahan harga jual rata-rata yang dihadapi NICL.

Potensi kenaikan harga nikel masih sangat terbuka seiring tingginya permintaan komoditas tersebut untuk mendukung hilirisasi mineral terutama sebagai bahan baku kendaraan listrik.

“Kalau harga nikel membaik, kinerja NICL bisa tumbuh lebih tinggi,” kata dia, Senin (3/11/2025).

Nafan tidak memiliki rekomendasi saham NICL lantaran tidak likuid. Namun, saham NICL tetap menyimpan potensi bagi investor seiring kinerja keuangannya yang cukup memukau.

Pada Senin (3/11/2025) saham NICL mengalami penurunan 2,53% ke level Rp 965 per saham. Sejak awal tahun, saham emiten ini melesat 271,15% year to date (ytd).

Selanjutnya: BPS Catat 152,32 Ton Udang yang Diekspor Ke AS Dikembalikan Pada September 2025

Menarik Dibaca: Bisa Serang Siapa Saja, Begini Cara Mencegah RSV

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×