kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,03   5,39   0.58%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Keuangan BJBR Memuaskan, Analis: Rencana IPO Anak Usaha Jadi Katalis Positif


Rabu, 11 Mei 2022 / 19:43 WIB
Kinerja Keuangan BJBR Memuaskan, Analis: Rencana IPO Anak Usaha Jadi Katalis Positif
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank BJB di Bandung.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) mampu mencatatkan kinerja yang positif di tengah pandemi sempat menekan ekonomi. Analis memproyeksikan potensi pertumbuhan BJBR masih akan tinggi di tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal I-2022, BJBR berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 738 miliar atau tumbuh 28,6% year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut didukung oleh kemampuan BJBR yang berhasil menyalurkan pembiayaan hingga Rp 105,1 triliun atau tumbuh sebesar 8,3% yoy. 

Kenaikan fee based income sebesar 43,7% yoy menjadi Rp 372 miliar juga menopang kinerja keuangan BJBR. Di satu sisi, BJBR juga didukung oleh perolehan dana pihak ketiga yang tumbuh 15,9% yoy menjadi Rp 128,3 triliun. 

Sementara, kualitas kredit di BJBR juga terjaga baik. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BJBR turun dari 1,4% menjadi 1,2%.

Raditya Pradana, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera memproyeksikan kinerja keuangan BJBR di tahun ini akan kembali positif. Keunggulan BJBR dan katalis positif BJBR di tahun ini adalah memmiliki NPL yang menurun. Selain itu, BJBR juga berpotensi catatkan kenaikan pendapatan bunga bersih atawa net interest margin (NIM).

Baca Juga: Laba Bank BJB Tumbuh 28,6% Pada Kuartal I 2022

"Secara umum emiten perbankan di tahun ini sedikit diuntungkan karena adanya kenaikan suku bunga untuk menekan laju inflasi," kata Raditya, Rabu (11/5). 
Apabila suku bunga dinaikkan, maka potensi emiten perbankan dalam meraup pendapatan dan laba akan semakin besar. 

Rahmi Marina, analis Maybank Sekuritas Indonesia dalam risetnya juga menulis giro BJBR tumbuh 36% yoy dan mendorong porsi CASA hingga 44% di kuartal I-2022. Sebagai perbandingan CASA di sepanjang 2021 berada di 41%. 

Pada saat yang sama biaya pendanaan BJBR menurun sebesar 130 basis poin yoy menjadi 3,1%. "Ini memungkinkan BJBR untuk mempertahankan NIM di 5,8%," kata Rahmi dalam risetnya. 

Raditya menambahkan aset BJBR yang naik 16,6% menjadi Rp 167,4 triliun pada kuartal I-2021 juga dapat menyokong pertumbuhan kinerja BJBR ke depan. 

Portofolio bisnis BJBR juga Raditya nilai memadai dalam mendukung pertumbuhan kinerja keuangan. Apalagi, jika rencana BJBR untuk mengembangkan bisnis PT Bank Jabar Banten Syariah (BJB Syariah) melalui Initial Public Offering (IPO) dapat terlaksana di semester II-2022. 

Baca Juga: Outlook Stabil, Bank BJB Raih Peringkat idAA

"Tentunya, IPO BJB Syariah akan meningkatkan kualitas portofolio bisnis yang dimiliki BJBR," kata Raditya. Manajemen BJBR juga sempat mengatakan sudah terdapat investor strategis besar yang memiliki ekosistem bisnis syariah yang dapat memperkuat pasar BJB Syariah. 

Bank BJB memiliki porsi kepemilikan di Bank BJB Syariah sebesar 99,24% saham. Dengan adanya kepemilikan tersebut, penguatan infrastruktur teknologi di anak usaha bisa lebih efisien melalui sharing infrastruktur.

Sepanjang 2021, anak usaha Bank Bjb ini berhasil mencatatkan kinerja positif. Tercatat aset BJB Syariah mencapai Rp 10,4 triliun dengan laba sebesar Rp 21,9 miliar dan non performing financing (NPF) sebesar 3,4%. 

Baca Juga: Bank BJB Optimistis Bisa Catatkan Pertumbuhan Laba pada Tahun Ini

Sementara itu, risiko yang berpotensi menekan sektor perbankan termasuk BJBR adalah pandemi yang belum usai serta masih memanasnya hubungan geopolitik Rusia dan Ukraina. Sentimen negatif tersebut berpotensi dapat kembali mengganggu perekonomian. 

Meski begitu, Raditya optimistis BJBR dapat meningkatkan penyaluran kredit. Alasannya, saat ini penyebaran Covid-19 sudah melandai dan masih terjadi pemulihan ekonomi. Berdasarkan katalis adanya kenaikan suku bunga. Raditya memproyeksikan laba BJBR dapat tumbuh minimal 20% di tahun ini. Dengan catatan risiko di atas tidak berkembang semakin parah. 

Sementara, Rahmi mempertahankan target pertumbuhan pertumbuhan pinjaman di 9% yoy untuk sepanjang 2022. Peningkatan kredit ini akan dukung oleh pinjaman konsumen seiring pembukaan kembali aktivitas ekonomi. 

Sebagai catatan, target tersebut belum turut mempertimbangkan potensi BJBR bersinergi dengan bank daerah lain, yang tentu saja dapat memberikan potensi ekpansi kredit. 

Raditya memasang target harga saham BJBR naik ke Rp 1.700. Rahmi merekomendasikan beli dan memasang target harga Rp 2.100 per saham. 
Sedangkan, Hanel Topada analis Credit Suisse juga merekomendasikan netral dan memasang target harga di Rp 1.600. Per Rabu (11/5), BJBR ditutup melemah 0,35% ke Rp 1.430.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×