Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dipoles dengan potensi tambahan pendapatan dari ekspor perhiasan ke India. Terkini, HRTA telah mendapatkan dua kontrak ekspor tambahan dengan tender dari India, yang merupakan negara dengan pasar perhiasan emas terbesar di dunia.
Kedua perusahaan tersebut yakni Bright Metal Refiners dan LP Commodities Pvt. Ltd. Adapun produk yang diekspor berupa perhiasan dengan kadar 91,6% emas murni (22 karat).
Analis MNC Sekuritas Alif Ihsanario merinci, untuk Bright Metal Refiners memiliki kontrak volume ekspor sekitar 2 ton per tahun dengan potensi pendapatan Rp 1,6 triliun. Untuk L P Commodities Pvt. Ltd. memiliki kontrak volume ekspor 3 ton per tahun dengan potensi nilai kontrak Rp 2,5 triliun.
Sementara dari Kundan Care Product Ltd memiliki kontrak volume ekspor 0,5 ton per bulan dengan potensi pendapatan Rp 450 miliar.
Jika kontrak tersebut berjalan sebagaimana dimaksud, Alif memproyeksikan HRTA berpotensi mendapatkan tambahan tambahan pendapatan hingga Rp 3,5 triliun, di atas estimasi yang dipasang sebelumnya.
Baca Juga: Ini Jurus Hartadinata Abadi (HRTA) Dorong Penjualan Ekspor
Di sisi lain, biaya yang berkaitan dengan pengiriman dikeluarkan untuk tender dari India, menyisakan lebih banyak ruang untuk potensi margin HRTA, di mana net profit margin (NPM) HRTA tahun ini diperkirakan mencapai 2,7% sampai 2,8%.
Sebagai gambaran, emiten penjual perhiasan ini mencetak pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun di kuartal pertama 2023, atau tumbuh 53,8% secara year-on-year (YoY). Realisasi ini mencerminkan run-rate sebesar 23,3% dari estimasi MNC Sekuritas tahun ini.
Pendapatan tersebut menghasilkan laba bersih sebesar Rp 70 miliar atau tumbuh 37,8% YoY, dengan run-rate 21,2% dari estimasi MNC Sekuritas tahun ini. Meskipun ada peningkatan kinerja keuangan secara kuartalan, Alif mengamati adanya penurunan margin karena gross profit margin (GPM), Operating profit margin (OPM) dan NPM pada kuartal tersebut menurun menjadi masing-masing 9,7%,7,4%, dan 3,3% dibandingkan dengan 11,2%, 8,6%, dan 3,7% pada kuartal.
Namun, MNC Sekuritas mengantisipasi adanya kenaikan kinerja HRTA dikarenakan penjualan mereka akan mencapai puncaknya selama kuartal kedua hingga kuartal ketiga.
Sehingga, kinerja HRTA diproyeksi melebihi estimasi run-rate pada kuartal berikutnya, terutama didorong dengan permintaan baru dari India menjelang perayaan Diwali pada November 2023 mendatang.
MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham HRTA dengan target harga Rp 560. “Sebab, kami memproyeksikan adanya keuntungan dari kesepakatan ekspor baru dengan tiga perusahaan perhiasan dari India,” tulis Alif dalam riset, Rabu (7/6). Hanya saja, risiko rekomendasi tersebut meliputi adanya keterlambatan/gagal bayar kontrak ekspor, kendala pasokan emas/bahan mentah, dan kenaikan biaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News