Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi PT Djasa Ubersakti Tbk membukukan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tiga bulan pertama tahun 2021. Emiten berkode PTDU itu mencetak pendapatan usaha Rp 5,64 miliar, turun 13,34% year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 6,51 miliar.
Sementara itu, PTDU menanggung rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 7,26 miliar. Jumlah tersebut membengkak dibandingkan kuartal I 2020 yang merugi Rp 3,93 miliar.
"Hal ini disebabkan oleh proyek-proyek yang sedang berjalan masih dalam tahap awal pekerjaan, di mana total kontrak dalam pelaksanaan yang saat ini dikerjakan Perseroan lebih dari Rp 300 miliar dan masuk masa konstruksi sejak awal tahun 2021," ungkap Direktur Keuangan PT Djasa Ubersakti Tbk Toto Yulianto dalam keterangan resmi, Rabu (30/6).
Lebih lanjut dijelaskan, PTDU tekanan dari sisi beban langsung terutama karena harga besi yang sudah naik lebih dari 30% sejak akhir tahun lalu. Selain itu, terjadi kenaikan beban umum dan administrasi yang dipicu oleh beban gaji dan tunjangan dan lain-lain. Oleh karenanya, PTDU mengalami pembengkakan kerugian sepanjang kuartal I 2021 ini.
Baca Juga: Djasa Ubersakti (PTDU) kembangkan dua proyek properti di Bogor
Sementara itu, total aset PTDU per 31 Maret 2021 sebesar Rp 260,04 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar12,42% dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 yang tercatat Rp231,31 miliar. Toto mencermati, beberapa pos aset mengalami kenaikan di antaranya kenaikan piutang, persediaan aset real estate, dan uang muka.
“Peningkatan piutang dan uang muka seiring dengan berjalannya tahap awal pekerjaan dan peningkatan perolehan kontrak baru Perseroan, sedangkan meningkatnya persediaan aset real estate dikarenakan mulai beroperasinya entitas anak perseroan yang bergerak di bidang pengembangan properti," imbuhnya.
Adapun total liabililtas PTDU per 31 Maret 2021 juga mengalami kenaikan hingga 22,73% dibanding akhir tahun lalu, menjadi Rp 173,56 miliar. Kenaikan tersebut dipicu meningkatnya utang bank seiring dengan kebutuhan dana untuk membiayai proyek-proyek. Utang leasing juga meningkat untuk pembelian aktiva tetap yang digunakan sebagai mobilisasi proyek-proyek baru.
Walau mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Toto optimistis meningkatnya progress pekerjaan akan berpengaruh positif terhadap laporan keuangan perusahaan ke depan.
Selanjutnya: Djasa Ubersakti garap proyek gedung penyimpanan benda sitaan KPK senilai Rp 59 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News