Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor penambang emas dinilai memiliki prospek yang cukup baik pada tahun ini. Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan, dalam jangka pendek harga emas masih berpotensi menguat tergantung dari seberapa besar pergerakan inflasi, khususnya di Amerika Serikat.
Meski demikian, jika dilihat hingga akhir tahun 2021 masih ada kemungkinan harga emas bisa terkoreksi. "Potensi koreksi masih ada namun jika dilihat harga rata-rata dari emas di 2021 akan lebih tinggi dari tahun 2020. Estimasi saya harga rata-rata emas akan berada di US$ 1.800 per ons," ujarnya ketika dihubungi Kontan, Jumat (4/6).
Dengan demikian Meilki memprediksi kinerja emiten komoditas emas masih berpotensi naik tahun ini. Ia mengambil contoh untuk emiten PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih bisa membukukan kenaikan laba bersih masing-masing sebesar 91% YoY dan 22% YoY di 2021 dengan asumsi volume penjualan mencatatkan kinerja yang lebih baik di tahun ini.
Baca Juga: Harga batubara naik, simak rekomendasi saham dari analis berikut
Adapun pada tahun ini tambang Tujuh Bukit milik Merdeka Copper sudah mulai pulih secara bertahap dan ditargetkan pulih sepenuhnya pada kuartal III-2021 mendatang.
Selain itu, MDKA tengah melanjutkan pre-feasibility study (PFS) proyek tembaga di Tujuh Bukit dengan investasi US$ 77 juta dengan perkiraan sumber daya mencapai 8,7 juta ton tembaga dan 28 juta ounces emas.
Makanya, dari jajaran saham emiten emas Meilki menjagokan MDKA. Tak hanya itu, menurutnya ANTM juga cukup menarik. Meilki merekomendasikan buy untuk saham MDKA dan ANTM dengan target harga masing-masing sebesar Rp 2.800 dan Rp 2.800.
"Untuk MDKA dan ANTM tentunya diversifikasi penjualan yang bukan hanya komoditas emas akan menjadi salah satu katalis keduanya untuk mencatatkan pertumbuhan di tahun ini," paparnya.
Baca Juga: Net buy Rp 10,67 triliun sejak awal 2021, simak saham buruan asing yang menarik
Dilihat dari segi valuasinya, sambung dia, sebenarnya harga kedua saham tersebut sudah ada di atas standar deviasi rata-rata 5 tahun dari ev/ebitda masing-masing atau sudah cukup mahal. Tapi, dengan ekspansi yang lakukan keduanya maka harga saham yang premium tersebut akan terbayarkan oleh kinerja jangka panjang kedua emiten ini.
Hingga akhir perdagangan Jumat (4/6) saham ANTM turun 3,57% ke harga Rp 2.430 dan saham MDKA terkoreksi 4,41% ke harga Rp 2.600 per saham.
Sementara itu, Meilki belum dapat memberikan pandangan terkait saham emiten emas lainnya seperti SQMI ataupun PSAB.
Selanjutnya: Melorot 0,43% pada akhir pekan, IHSG diprediksi berada di zona merah pada Senin (7/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News