Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Ciputra Development Tbk (CTRA) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2024. Hal ini didukung oleh kenaikan marketing sales yang signifikan.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengamati bahwa strategi pemasaran digital dan offline yang diterapkan saat ini telah mendorong kenaikan marketing sales CTRA, yang mencapai Rp 10,2 triliun pada tahun 2023.
Namun, pada tahun ini, CTRA mencatatkan marketing sales sebesar Rp 3,3 triliun, mengalami penurunan sebesar 4% secara tahunan (year on year/YoY). Kontribusi terbesar berasal dari penjualan rumah dengan harga Rp 1 miliar - Rp 3 miliar, yang juga didukung oleh insentif pemerintah.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Ciputra Development (CTRA) yang Kinerjanya Diramal Naik di 2024
“Tentu saja, ini memberikan harapan baru bagi CTRA untuk terus meluncurkan proyek baru. Hal ini tercermin dari pencapaian marketing sales pada kuartal I-2024 yang mencapai Rp 3,3 triliun atau 30% dari target tahun 2024,” kata Nico kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).
Menurut Nico, hal ini berdampak positif pada kinerja Ciputra Development, karena target untuk tahun 2024 meningkat menjadi Rp 11,2 triliun, atau 30% lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
“Berdasarkan ini, CTRA akan meluncurkan proyek dan kluster baru yang sedang berjalan saat ini, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan,” tambahnya.
Proyek-proyek baru tersebut antara lain Citraland di Jawa Timur, kluster dan ruko baru Citra Garden Serpong, CitraLand Gama City Medan, Citra City Sentul, dan lainnya.
Lebih lanjut, Nico memprediksi kinerja CTRA pada semester kedua akan tumbuh positif, didukung oleh beberapa faktor seperti penurunan data inflasi dan ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS), serta potensi penurunan suku bunga The Fed pada semester II-2024.
Selain itu, sentimen positif lainnya berasal dari potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia, kepemimpinan presiden baru, dan penurunan harga minyak pada bulan Agustus mendatang.
“Permintaan rumah yang cenderung stabil, terutama di segmen menengah ke atas, juga dapat menjadi katalis positif untuk kinerja CTRA tahun ini,” imbuh Nico.
Namun, sentimen negatif yang dapat menekan kinerja CTRA pada semester kedua termasuk ketidakpastian yang masih tinggi, tensi geopolitik, serta kemungkinan batalnya penurunan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Nico merekomendasikan untuk Take Profit pada CTRA, dengan target harga Rp 1.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News