Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) kian gencar melakukan ekspansi. Pada November 2016, perusahaan ritel alat perkakas ini membuka dua gerai baru di Jakarta dan Semarang. Ini artinya, ACES sudah memenuhi target gerai baru sepanjang 2016, yakni sebanyak 10 gerai.
Gerai anyar di Jakarta berada di Taman Palem memiliki luas 1.269 meter persegi (m2) dan dibuka pada 24 November 2016. Sedangkan gerai di Semarang dibuka pada 26 November 2016 dengan luas 2.000 m2.
Untuk belanja modal tahun ini, perusahaan menganggarkan dana Rp 300 miliar. "Per September, sisa capex sekitar 30%," kata Sekretaris Perusahaan ACES Helen Tanzil pada KONTAN, Kamis (24/11).
Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman menyebut, pembukan gerai ACES baru akan mulai memberi kontribusi pada pendapatan tahun depan. "Karena saat ini store belum mature," jelas dia.
Toh, Adeline menilai pertumbuhan pendapatan ACES tahun ini masih sesuai target. Terlebih di kuartal III-2016, ACES sudah memenuhi 73% dari target pendapatan 2016. Sejak Januari hingga Oktober, ACES telah mencatatkan penjualan Rp 3,93 triliun atau naik sekitar 3% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Bahkan ada ekspektasi penjualan lebih baik di kuartal IV, karena biasanya penjualan bagus di periode itu," tambah Adeline.
Untuk tahun depan, Adeline memproyeksikan pendapatan perusahaan ini bisa tumbuh 3,5%. Melakukan efisiensi Analis Kresna Securities Fransisca Putri juga menilai bisnis ACES pada tiga bulan terakhir tahun 2016 ini cukup mumpuni.
Selain target pembukaan gerai bisa terpenuhi, penjualan pun dapat meningkat perlahan. Dengan memperhitungkan dampak dari pembukaan gerai baru ACES tahun ini, Fransisca memprediksi tahun depan pendapatan ACES bisa mencapai Rp 5,3 triliun.
Hal tersebut akan membuat laba bersih ACES ikut terdorong mencapai Rp 665 miliar. Perusahaan ritel barang kebutuhan rumah tangga ini juga sukses melakukan efisiensi.
Analis Daewoo Securiries Christine Natasya menyebut, ACES berhasil mengurangi beban operasional. Angka pertumbuhan penjualan per toko alias same store sales growth (SSSG) juga membaik. Per Oktober 2016, SSSG tumbuh 3,7% secara yoy. Ini sejalan dengan kenaikan indeks consumer confidence Oktober ke 116,8, dibanding posisi September di 110.
Christine menyebut, hal ini sebagai hasil dari kenaikan permintaan properti di sembilan bulan pertama di 2016. Cuma, investor perlu mewaspadai kemungkinan kinerja ACES merosot tahun depan.
Sebagai perusahaan ritel, bisnis ACES terpengaruh kondisi ekonomi. Bila ketidakpastian global berlanjut tahun depan dan mengganggu kondisi ekonomi dalam negeri, maka bisa jadi kinerja ACES merosot. Adeline menilai emiten ini tidak memiliki katalis signifikan yang bisa menaikkan pendapatan tahun depan.
Karena itu, ia memasang rekomendasi sell ACES dengan target harga Rp 750 per saham. Tapi Francisca merekomendasikan buy ACES dengan target harga di Rp 1.020 per saham. Sedang Christine merekomendasikan hold dengan target harga Rp 900 per saham. Kemarin, ACES ditutup di Rp 750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News