Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) membukukan kinerja yang kurang bergairah sepanjang tahun 2021. Tercatat, WTON melaporkan pendapatan sebesar Rp 4,31 triliun di tahun lalu atau turun 10,2% secara year on year.
Dari sisi bottom line, anak usaha Wijaya Karya ini juga hanya meraup laba bersih sebesar Rp 83 miliar atau turun 35,3% diabnding periode yang sama tahun 2020.
Analis Samuel Sekuritas Andreas Kristo dalam risetnya pada 12 April menuliskan bahwa kinerja WTON tersebut di bawah ekspektasi lantaran hanya setara dengan 70,9% dari proyeksi Samuel Sekuritas dan 70,4% dari estimasi pasar. Ia bilang, lemahnya kinerja WTON disebabkan oleh turunnya kinerja segmen beton dan rendahnya utilisasi pabrik.
“Walaupun burn rate naik ke 64,7% dari 56,4% pada 2020, order book WTON justru turun 21.7% yoy ke Rp 6,67 triliun. Kami juga melihat rendahnya tingkat utilisasi pabrik yang turun ke level terendah di 42,9% (2020: 51.3%) menjadi penyebab utama turunnya margin WTON,” ujar Andreas.
Sementara pada tahun 2022, Andreas melihat WTON punya target yang lebih optimistis. Hal ini tercermin dari target kontrak baru yang mencapai Rp 7,35 triliun atau naik 41,1%. Kontrak ini diproyeksikan akan berasal dari beberapa proyek seperti proyek jalan tol Semarang – Demak, proyek industri di Batang dan Banten serta proyek Smelter di Gresik.
Adapun, WTON menargetkan pendapatan dan laba bersih dapat mencapai Rp 6,5 triliun ( 50.7% YoY) dan Rp 186,76 miliar ( 125.3% YoY). Menurut Andreas untuk mencapai target tersebut, sebagian akan ditopang oleh perbaikan tingkat utilisasi pabrik menjadi 85%.
Selain itu, WTON juga telah menganggarkan anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 292,59 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk pembelian lahan dan peralatan untuk keperluan pabrik dan setoran modal.
“Faster, cheaper, better juga menjadi tema dalam digital transformation yang antara lain menyasar area procurement, transport management system dan production. Selain itu, WTON menetapkan strategi jangka panjang antara lain dengan penetrasi ke pasar luar negeri dan penguatan bisnis konstruksi dan jasa,” imbuh Andreas.
Walau manajemen WTON menargetkan target yang optimistis, Andreas masih mempertahankan proyeksi kinerja di tahun 2022. Proyeksinya, WTON akan mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,95 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 114 miliar.
Menurutnya masih terdapat risiko yang membayangi WTON, di antaranya adalah perolehan kontrak baru yang lebih rendah dari proyeksi dan kenaikan harga material yang dapat menekan margin.
“Kami masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WTON dengan target harga Rp 266 per saham,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News