kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,33   -7,16   -0.78%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kim Eng estimasi penjualan vaksin corona Kalbe Farma (KLBF) Rp 7,5 triliun


Rabu, 09 September 2020 / 06:30 WIB
Kim Eng estimasi penjualan vaksin corona Kalbe Farma (KLBF) Rp 7,5 triliun


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) diperkirakan tetap kuat dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, Maybank Kim Eng Sekuritas menyarankan beli saham KLBF dari sebelumnya merekomendasikan tahan. 

Salah satu faktor yang membuat KLBF dinilai menarik adalah perjanjian kemitraan dengan Genexine 095700: KS, NR dan mengembangkan serta sertifikasi vaksin Covid-19 di Indonesia. Perjanjian tersebut diteken 20 Mei 2020 untuk diproduksi massal pada semester I tahun 2021.

Willy Goutama dan Aurellia Setiabudi Analis Maybank Kim Eng Sekuritas dalam riset 2 September 2020 menjelaskan, jumlah produksi yang besar ditambah dengan jaringan distribusi yang kuat, KLBF bisa menangkap keuntungan dari vaksin Covid-19-nya. 

Baca Juga: Prospek Menyehatkan, Perusahaan Farmasi Semakin Getol Meracik Obat Herbal

"Kami tidak memperhitungkan potensi pendapatan dari vaksin menunggu keputusan penyelesaian uji klinis," terang analis Kim Eng. Tapi Kim Eng memperkirakan, penjualan dari vaksin bisa mencapai Rp 7,5 triliun. Nilai ini setara dengan 29% dari pendapatan Kalbe di tahun 2021. 

Kim Eng memperkirakan, produksi obat biologis yang dibuat mirip dengan obat aslinya alias biosimilar bisa mendorong pertumbuhan pendapatan di masa depan. KLBF telah berfokus pada pasar bio-similiar sejak 2015 untuk melawan kenaikan kinerja di segmen obat-obatan tidak bermerek dengan margin rendah dari National Health Insurance program. 

Produk bio-similiar menghasilkan margin EBIT 18%-20% sementara obat tidak bermerek memiliki margin EBIT 8%-10%. Ini karena tingginya penghalang untuk masuk ke pasar. 

Baca Juga: Produsen farmasi ramai-ramai melirik bisnis obat herbal, ini alasannya

Dengan 10 produk baru KLBF bio similiar pada tahun 2021-2025, Kim Eng memperkirakan, bisa menyumbang 10% - 15% dari penjualan resep tahun 2021-2022 dibanding 8% di semester I tahun 2020. 

Pada tahun ini, Kalbe Farma akan meluncurkan produk konsumer baru dan berpotensi melakukan spin-off. Ada dua produk yang akan dirilis pada pertengahan kuartal III tahun ini. "Kami berharap hal tersebut berdampak positif pada pertumbuhan penjualan di tahun 2020-2021," terang Analis Kim Eng dalam riset. 

Kalbe Farma berencana mengumpulkan US$ 500 juta atas rencana IPO bisnis nutrisi. Ini menyiratkan EV/EBITDA 20 kali. Ini lebih tinggi dari penilaian ICBP akuisisi Indo Lakto sebesar 12 kali EV/EBITDA pada tahun 2008.

Atas prospek bisnis yang lebih kuat tersebut, Kim Eng menyarankan beli saham KLBF dari sebelumnya rekomendasi hold. "Kami menargetkan saham KLBF di Rp 1.800 per saham yang mencerminkan PER di 29 kali pada tahun 2021 dan setara dengan rata-rata tiga tahun. 

Hingga akhir tahun ini, Kim Eng membuat perkiraan pendapatan KLBF ada di Rp 23,84 triliun dengan laba bersih Rp 2,69 triliun. Sedangkan pada 2021, pendapatan Kalbe Farma diperkirakan menjadi Rp 25,34 triliun dengan laba bersih Rp 2,94 triliun. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) angkat bicara soal rumor rencana IPO anak usaha

Tapi analis menilai, risiko penurunan utama kinerja KLBF adalah depresiasi nilai tukar yang sangat tajam. Serta perubahan bauran penjualan dan margin EBIT yang lebih rendah dari perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×