Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pasar Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) tahun ini dinilai mulai ramai, meski peminatnya belum terlalu banyak. Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono menuturkan, hal ini dapat terlihat dari rencana Bank Mandiri yang kabarnya juga akan menerbitkan KIK-EBA, mengikuti jejak Bank Tabungan Negara.
"Saya memang sudah dengar sejak lama, Mandiri mau menerbitkan KIK-EBA. Namun pastinya kapan belum diketahui," kata Wahyu kepada wartawan di Jakarta pada Kamis (21/2).
Wahyu mengatakan, selama ini bank umum yang fokus di sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hanya BTN saja. Sementara bank-bank umum lainnya fokus di sektor lainnya. Hal ini, lanjut Wahyu, yang melatarbelakangi bank-bank lain belum berniat mengikuti jejak BTN.
"BTN sudah cukup pengalaman, sementara bank-bank yang lain sudah ada kekuatan di sektornya masing-masing," tandas Wahyu.
Khusus untuk Mandiri, lanjut Wahyu pertumbuhan KPR di bank plat merah tersebut tergolong baik. Sehingga pantas aset KPR perseroan bisa disekuritisasi. Terakhir, penyaluran KPR Mandiri secara nasional mencapai Rp 24,3 triliun (unaudited) hingga Agustus 2012.
Jumlah tersebut naik 20% dibandingkan perolehan di periode sama tahun sebelumnya. Sekadar catatan, produk KIK-EBA sendiri saat ini tergolong belum terlalu populer. Bahkan hanya BTN saja yang sudah menerbitkan produk ini. Sepinya peminat dari KIK-EBA disinyalir karena masih minimnya sosialisasi ke masyarakat. Padahal, KIK-EBA bisa menjadi salah satu alternatif investor untuk berinvestasi, selain saham dan obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News