Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penjualan produk kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) DSMF 02-KPR BTN laris manis. Nilai emisi efek yang dicatatkan KIK EBA tahap 2 ini laku sebesar Rp 360 miliar. Kali ini, mereka menawarkan tingkat bunga 11% dengan tenor 3 tahun-5 tahun.
Erica Soeroto, Presiden Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mengatakan, penjualan KIK EBA kali ini lebih mudah ketimbang produk sebelumnya. Pembelinya berasal dari investor institusi, dana pensiun, bank hingga investor ritel. Sayangnya, dia enggan mengungkapkan bagaimana proporsi penjualan KIK EBA. "Yang penting, produk ini laku terjual. Jika masalah siapa yang membeli, kami tidak bisa menyampaikan," terangnya.
Tapi, ada satu hal yang membuat produk KIK EBA ini tidak menarik. Yaitu pasar sekunder KIK EBA yang tidak likuid. Buktinya, di hari pertama perdagangan, tidak ada investor yang melakukan transaksi jual beli terhadap DSMF02 ini. "Kami selaku pembeli siaga wajib mengaktifkan perdagangan di pasar sekunder," ujar Erica.
Karakter produk DSMF02 ini hampir sama dengan DSMF01. Keduanya mempunyai rating kredit tertinggi yaitu (idAAA) dari Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo). Hanya saja, DSMF02 memiliki tiga penjamin emisi. Mereka adalah PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas.
Eko Ratrianto, Sekertaris Perusahaan SMF mengatakan, produk DSMF02 ini terdiri dari 29.251 akun KPR dengan rata-rata tagihan Rp 24,5 juta selama 10 tahun. Masa jatuh tempo hukum produk ini adalah 10 tahun.
Selain menerbitkan efek senilai Rp 360 miliar, SMF juga meluncurkan efek kelas B dengan nilai Rp 31 miliar dengan bunga 12 %. Efek kelas B ini mempunyai tingkat bunga yang lebih besar lantaran rating yang diberikan lebih rendah. "Kelas B ini diserap oleh BTN sebagai penerbit kredit pertama," tutur Eko. Dus, total penerbitan KIK EBA sampai akhir tahun ini mencapai Rp 500 miliar.
Meski penerbitan KIK EBA kali ini cukup menguras tenaga, BTN tidak kapok dan akan menjual produk yang sama pada tahun depan. "Semester kedua tahun depan, kami akan menjual produk KIK EBA lagi sebesar Rp 500 miliar," ungkap Iqbal Latanro, Direktur Utama BTN.
Tak hanya BTN, SMF juga menargetkan jumlah sekuritisasi lebih besar di 2010. Erica menargetkan, pada tahun depan, mereka bisa melakukan sekuritisasi aset hingga Rp 2 triliun. “Minat pembelian pada tahun depan akan lebih baik. Apalagi kami sudah memiliki pengalaman dua kali pada tahun ini," kata Erica yakin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News