kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kewajiban DMO Diprediksi Tidak Pengaruhi Kinerja Emiten CPO


Jumat, 27 Mei 2022 / 15:30 WIB
Kewajiban DMO Diprediksi Tidak Pengaruhi Kinerja Emiten CPO
ILUSTRASI. Kewajiban memasok pasar dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) diprediksi tidak mempengaruhi kinerja emiten CPO.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aturan terbaru soal syarat ekspor CPO dan turunan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 30 Tahun 2022 dinilai tidak menjadi ancaman bagi emiten CPO. Salah satunya, kewajiban memasok pasar dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menilai, kebijakan ekspor CPO terbaru tersebut bukan menjadi suatu ancaman bagi emiten CPO. Menurutnya, para perusahaan masih bisa memenuhi kewajiban dalam negeri dulu dan tetap melakukan ekspor.

Untuk ke depannya, Cheryl mencermati, dengan mereda kasus Covid-19 dapat meningkatkan aktivitas masyarakat ini akan mendorong permintaan CPO yang semakin besar. "Re-opening economy secara global dan berlanjutnya pemulihan ekonomi dalam negeri tetap menjadi peluang bagi emiten CPO," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/5).

Baca Juga: Saham CPO Dipoles Kebijakan Pelonggaran Ekspor

Secara terpisah, Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menambahkan, ancaman bagi emiten CPO akan datang di semester II-2022, saat menyambut panen raya yang akan mempengaruhi harga CPO itu sendiri.

"Biasanya di Semester II-2021 ada panen raya. Kalau ada panen raya, produksinya lebih tinggi dari semester pertama dan biasanya harga turun yang mungkin pendapatan emiten CPO juga menurun," kata Kiswoyo saat dihubungi Kontan, Jumat (27/5).

Kiswoyo memperkirakan, hasil kinerja kuartal II 2022 emiten CPO, seharusnya tidak berbeda jauh dibandingkan kuartal I 2022, meskipun sempat ada penutupan keran ekspor CPO dan berbagai aturan dari pemerintah.

Diantara emiten CPO, Kiswoyo merekomendasikan saham AALI dengan target harga Rp 11.700 - Rp13.100, LSIP dalam area Rp 1.340 - Rp 1.500, TAPG di rentang Rp 640 - Rp 760 dan DSNG Rp 530 - Rp 640. Dia menilai, keempat harga saham emiten CPO tersebut masih masuk dalam rentang sideways.

"Keempat emiten CPO termasuk masih direntang sideways harga sahamnya. Sepertinya, para investor dan trader sedang antisipasi penurunan harga CPO karena kenaikan produksi di semester II," imbuh Kiswoyo.

Sementara itu, Cheryl berpendapatan saham LSIP dan TAPG merupakan dua saham emiten CPO yang masih menarik. Dia menilai secara valuasi kedua saham tersebut masih relatif murah dan secara tren harga juga naik.

Baca Juga: Larangan Ekspor CPO dan Turunannya Dicabut, Berikut Efeknya Menurut Analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×