Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi menyatakan ekspansi yang akan dijalankan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bakal berlangsung lambat seiring risiko linear bisnis energi sektor panas bumi.
Michael Tjoa, sapaan akrabnya mengatakan investor saham belum akan menikmati keuntungan perseroan pada tahun ini.
“Baru bisa dinikmati hasilnya pada jangka waktu yang cukup lama. Ekspansi perseroan di 2023 tidak akan mendatangkan hasil di tahun ini ataupun tahun depan,” katanya dalam keterangannya, Rabu (2/3).
Baca Juga: Intip Sejumlah Emiten yang Diuntungkan Penerapan Perdagangan Karbon
Michael memprediksi keuntungan hasil ekspansi PGEO baru dapat dinikmati sekitar 3 tahun hingga 5 tahun ke depan. “ Ini biasa. Mengingat lamanya proses pengembangan bisnis geotermal.”
Beberapa pihak menyatakan bahwa rasio profitabilitas perseroan terbilang minim. Dengan perolehan laba Rp 2,2 triliun pada kuartal III-2022, dan ekuitas sebesar Rp 29,3 triliun pasca-IPO, maka ROE PGEO hanya 7,5%.
Seperti diketahui, PGEO menargetkan peningkatan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada 2027.
Saham PGEO sendiri masih mengalami koreksi cukup dalam pada perdagangan Selasa, 28 Februari 2023. Terdapat sejumlah alasan yang melatari kondisi tersebut.
Baca Juga: IPO Saham PGEO Sukses, Cek Rencana Pembayaran Dividen Pertamina Geothermal
Sebelumnya, sejumlah pengamat pasar modal menganggap PGEO merupakan entitas dengan tipikal intensive capital yang menyiratkan kebutuhan modal sangat tinggi dalam menjalankan bisnisnya.
Dalam hal ini, membuat PGEO tergolong pada high risk stock investment atau saham dengan risiko tinggi.
Sentimen lain yang membuat saham PGEO dipilih karena bisnis perseroan yang terbilang masih butuh banyak pengembangan karena perseroan berada pada industri energi baru terbarukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News