Reporter: Sandy Baskoro |
JAKARTA. Kepulan laba PT Bentoel Investama Tbk (RMBA) menipis. Per Juni 2009, perusahaan rokok ini hanya mengantongi laba bersih Rp 23,15 miliar, anjlok 73% ketimbang setahun lalu yang sebesar Rp 86,37 miliar.
Salah satu pemicu penurunan laba bersih RMBA adalah kenaikan beban pajak pada semester pertama 2009. Nilainya mencapai Rp 58,78 miliar, alias melonjak 511% ketimbang beban pajak setahun lalu yang cuma Rp 9,61 miliar.
Tidak itu saja faktor penggerus laba RMBA. "Beban lain-lain RMBA naik 67% menjadi Rp 97,34 miliar," tulis RMBA kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/9).
Selain itu, enam bulan pertama 2009, penjualan rokok RMBA cenderung stagnan. Di paruh pertama 2009, RMBA meraih penjualan Rp 2,86 triliun, naik tipis dari tahun lalu yang senilai Rp 2,83 triliun.
Direktur Utama RMBA Nicholas B. Hadiwinata menolak memberi penjelasan lebih lanjut mengenai penurunan kinerja RMBA ini. "Tanya kepada sekretaris perusahaan saja," kata Nicholas.
Analis Bhakti Securities Reza Nugraha menilai, selain tarif pajak yang tinggi, lonjakan beban RMBA juga merupakan imbas dari perubahan pengendali perusahaan dan tender offer saham RMBA. "Biasanya dalam proses itu perusahaan akan terbebani pajak," katanya.
British American Tobacco (BAT) menjadi pengendali baru RMBA setelah menguasai 99,74% saham. BAT membeli RMBA lewat akuisisi 85,13% saham pada 17 Juni 2009 dan 14,61% saham lewat tender offer Agustus 2009.
Reza merekomendasikan tahan saham RMBA dengan target harga Rp 873 per saham. Kemarin, harga saham RMBA tutup di Rp 760 per saham atau sama dengan penutupan sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
