Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Untuk sementara ini, reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (21/8), didorong oleh kenaikan saham-saham perusahaan pelat merah. Sampai pukul 11.40 WIB, IHSG naik sebesar 38,10 poin atau menguat 0,92% menjadi 4.214,36.
Hingga jelang penutupan tadi, beberapa saham yang menjadi penggerak adalah saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 4,33% menjadi Rp 10.850 dan menyumbang kenaikan indeks sebesar 9,99 poin. Lalu ada sahamĀ PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang naik 7,23% menjadi Rp 13.350 dan menyumbang kenaikan indeks sebesar 5,87%.
Tengok juga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ini yang naik 2,70% menjadi Rp 3.800 dan menyumbang kenaikan indeks sebesar 2,56%. Terakhir ada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Saham emiten farmasi ini naik 2,31% menjadi Rp 1.330 dan menyumbang kenaikan indeks sebesar 1,68%.
Nah, jika melihat saham-saham tersebut, maka saham-saham emiten BUMN -lah yang menjadi penggerak IHSG hari ini. Sepintas, pergerakan tersebut menimbulkan sinyal jika regulator, khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengesahkan buyback saham, khususnya saham pelat merah tanpa melalui proses Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Tapi, Nurhaida selaku Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK memastikan jika pihaknya belum mengambil langkah tersebut. "Belum diambil kebijakan buyback tanpa RUPS, OJK masih memonitor perkembangan market," tegasnya kepada KONTAN.
Penegasan ini sejalan dengan sumber KONTAN yang kebetulan menghadiri pertemuan antara OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) serta pelaku pasar lain yang dilakukan dua hari belakangan ini. Sumber tersebut mengatakan, OJK kemarin mempertimbangkan beberapa hal.
Yang pertama, terkait relaksasi pasar lewat skema buyback saham tanpa RUPS. Lalu yang kedua, peringatan kepada pelaku pasar untuk tidak melakukan aksi 'megngail di air keruh' seperti aksi short selling. Himbauan bagi pelaku pasar, khususnya pelaku industri keuangan saham-saham lain, termasuk saham pelat merah. Yang terakhir, informasikan lebih gencar fundamental emiten-emiten, khususnya pelat merah ke publik.
Keempat pertimbangan tersebut memang merupakan pertimbangan yang paling logis yang bisa diambil OJK. Soalnya, mengerem sentimen yang datang dari data APBN dan inflasi itu sudah diluar konteks OJK.
Namun, pertimbangan untuk melakukan buyback tanpa RUPS juga kecil kemungkinannya untuk diambil. Karena jika dilakukan, langkah tersebut justru hanya akan menjadi bumerang bagi regulator. "Itu hanya akan menimbulkan kesan jika pemerintah justru panik sendiri menghadapi situasi saat ini," tukas sumber tersebut.
Sementara terkait kenaikan saham-saham emiten tadi, dia mengatakan jika kenaikan itu hanya disebabkan oleh penurunan harga keempat saham tersebut yang turunnya sudah cukup dalam pada perdagangan kemarin.
Di sisi lain, himbauan OJK kepada para pelaku industri keuangan baik bank maupun nonbank seperti Jamsostek, BTPN, dan beberapa perusahaan lain untuk membeli saham-saham lokal baik itu saham swasta maupun saham pelat merah. "Dengan begitu, kepercayaan investor lokal bisa kembali meningkat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News