kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga tembaga terbentur stok


Rabu, 27 April 2016 / 07:12 WIB
Kenaikan harga tembaga terbentur stok


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga tembaga melanjutkan kejatuhan, di tengah tekanan kenaikan pasokan. Turunnya angka penjualan rumah Amerika Serikat (AS) menambah tekanan harga tembaga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/4), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 0,86% ke US$ 4.955,5 per metrik ton dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir harga tembaga masih menguat 0,38%. Tembaga melanjutkan pelemahan di hari kedua setelah pasokan terus meningkat dan angka penjualan rumah Amerika Serikat (AS) kembali jatuh.

Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, mengatakan, tembaga merupakan bahan baku utama untuk pembuatan rumah dan gedung. Penurunan angka penjualan rumah menimbulkan kekhawatiran penurunan permintaan tembaga.

Stok tembaga di London Metal Exchange meningkat ke 152.400 ton pada Senin (25/4) lalu, atau level tertinggi sejak 21 Maret. Ini menandakan pasokan lebih besar dari permintaan.

Ibrahim mengatakan, harga tembaga berpeluang melemah dalam jangka pendek lantaran mengantisipasi pernyataan Bank Sentral AS alias Federal Reserve usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Kamis (28/4).

"Indeks USD akan menguat karena pasar menunggu informasi dari pertemuan The Fed. Ini berpotensi menyeret harga tembaga," ujarnya.

Sebelum itu, AS akan merilis data ekonomi, seperti core durable goods orders bulan Maret dengan prediksi menguat 0,6% dari sebelumnya, yang minus 1,3% dan CB consumer confidence April yang diprediksi turun menjadi 95,8 dari sebelumnya 96,2.

"Jika data lebih baik atau sesuai dengan prediksi, maka peluang kenaikan USD semakin besar sehingga negatif bagi tembaga," lanjut Ibrahim.

Di saat yang sama, permintaan tembaga belum menunjukkan perbaikan. China sebagai negara pengguna tembaga terbesar di dunia sudah melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Jika ekonomi China stabil, Ibrahim optimistis harga tembaga bisa mencapai level tertinggi tahun ini di US$ 5.900 per metrik ton. Angka ini kemungkinan tercapai pada kuartal ketiga atau keempat sebelum The Fed menaikkan tingkat suku bunga.

Jika suku bunga The Fed naik, harga tembaga bisa kembali ke level US$ 4.000 per metrik ton. Ibrahim memprediksi, harga tembaga akan melemah di US$ 4.890 - US$ 5.010 per metrik ton hari ini dan menguat pada rentang US$ 4.800 - US$ 5.150 per metrik ton sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×