kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Harga Saham BYAN Tak Terhenti, Sebaiknya Jual, Beli Atau Hold


Rabu, 28 Desember 2022 / 08:05 WIB
Kenaikan Harga Saham BYAN Tak Terhenti, Sebaiknya Jual, Beli Atau Hold
ILUSTRASI. Kenaikan Harga Saham BYAN Tak Terhenti, Sebaiknya Jual, Beli Atau Hold


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) terus berlanjut hingga perdagangan hari Selasa 27 Desember 2022. Untuk perdagangan hari ini, Rabu 28 Desember 2022, investor sebaiknya beli, jual atau hold saham BYAN?

Pada perdagangan Selasa (27/12), harga saham BYAN melejit 13,73% ke level Rp 23.400 per saham. Sejak awal tahun alias secara year-to-date (YtD), harga saham BYAN dari emiten pertambangan batubara ini telah melesat 766,67%.

Harga saham BYAN pun cukup tangguh sepanjang bulan ini. Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), harga saham BYAN terpantau hanya melemah 5 kali perdagangan, yakni pada 8 Desember, 9 Desember, 12 Desember, 15 Desember, dan 22 Desember 2022.  Dalam sepekan, saham BYAN menguat 43,56%

Alhasil, dengan laju harga saham BYAN yang tak terbendung, kapitalisasi pasar BYAN pun melambung. Per Selasa (27/12), kapitalisasi pasar alias market caps BYAN mencapai Rp 780 triliun. Dengan demikian, BYAN resmi menduduki takhta emiten dengan market caps terbesar kedua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki market caps Rp 1.050 triliun.

Saham BYAN berhasil menggeser saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang kini berada di posisi ketiga dengan market caps senilai Rp 731 triliun. Berbeda nasib dengan BYAN, saham BBRI cenderung melemah 0,81% dalam sepekan.

Baca Juga: Salip BBRI, Bayan (BYAN) Jadi Saham Dengan Market Caps Terbesar Kedua Setelah BBCA

Rekomendasi saham BYAN

Sebelumnya, Senior Investment Information  Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, menguatnya saham BYAN salah satunya disebabkan oleh pelaku pasar yang mengapresiasi aksi korporasi  yang dilakukan BYAN. Sebelumnya, emiten besutan Konglomerat Low Tuck Kwong ini menggelar aksi pemecahan nilai saham alias stock split dengan perbandingan 1:10.

Penguatan saham BYAN juga tidak terlepas dari sentimen sektoralnya, yakni adanya faktor peningkatan harga komoditas batubara. Menjelang musim dingin, negara-negara di belahan  bumi bagian utara seperti  negara di Eropa, sangat membutuhkan pasokan energi, sehingga mendorong kenaikan harga emas hitam ini.

Hanya saja, Nafan menilai sentimen harga batubara ini hanya bertahan selama musim dingin. Tahun depan, dunia akan menghadapi potensi resesi sehingga berpotensi menurunkan harga komoditas.

Nafan bilang, investor bisa mempertimbangkan untuk terlebih dulu merealisasikan cuan (taking profit). Apalagi ketika indikator Relative Strength Index (RSI) mulai menunjukkan bearish divergence pada area overbought.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menyoroti, pergerakan harga saham BYAN melaju makin kencang setelah stock split. Menurut Arjun, harga BYAN sebelum stock split yang menyentuh Rp 94.000-an per saham kurang diminati investor. Setelah stock split, harga jauh lebih terjangkau.

"Menurut saya stock split ini menarik untuk investor karena saham yang awalnya kelihatan terlalu mahal untuk dibeli sekarang lebih terjangkau," kata Arjun kepada Kontan.co.id, Senin (26/12).

Baca Juga: Profil Dato Dr Low Tuck Kwong, Pemecah Rekor Orang Terkaya Indonesia 2022

Stock split dilakukan untuk meningkat likuiditas saham emiten. Arjun menilai, aksi korporasi ini digelar pada momentum yang masih tepat, saat harga batubara masih uptrend. Apalagi BYAN juga punya fundamental yang kuat. 

Selain itu, Arjun memandang aksi beli yang sering dilakukan Low Tuck Kwong membawa angin segar bagi saham BYAN. Aksi Low menjadi sentimen yang direspons positif oleh pasar, memberikan sinyal bahwa si pemilik optimistis terhadap prospek cerah emitennya.

Meski sudah melaju kencang, Arjun menghitung valuasi saham BYAN masih undervalued dibandingkan rata-rata industri di sektor energi. Dengan perhitungan harga penutupan akhir pekan lalu (23/12), price to earning ratio (PER) BYAN sebesar 18,87x, masih di bawah rata-rata industrinya dengan PER 30,26x.

"Bagi investor baru yang mau masuk masih direkomendasikan untuk buy karena jika dilihat secara teknikal masih dalam grafik strong uptrend," saran Arjun.

Sedangkan bagi investor yang sudah memegang BYAN, bisa dipertimbangkan untuk hold. Melihat penutupan harga kemarin, Arjun menyarankan untuk mencermati support di Rp 18.000 dan resistance pada harga Rp 21.700.

Itulah rekomendasi saham BYAN untuk perdagangan hari ini, Rabu 28 Desember 2022. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham BYAN di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×