Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Harga nikel berhasil bangkit dan mencatatkan kenaikan terbesar sejak bulan Mei 2014. Kondisi ini dipicu oleh perbaikan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang menimbulkan harapan meningkatnya permintaan dari negara pengguna logam terbesar kedua di dunia.
Mengutip Bloomberg, Senin (6/10) pukul 15:00 WIB, kontrak pengiriman nikel tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di harga US$ 16.626 per metrik ton naik 0,45% dibanding akhir pekan lalu. Sebelumnya, Jumat (3/10), nikel membukukan kenaikan harga 3,3% dalam sehari. Ini merupakan kenaikan harian terbesar sejak 19 Mei 2014.
Kenaikan harga nikel hanya sementara. Ibrahim, analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka memperkirakan, harga nikel akan kembali terkoreksi pada kuartal IV-2014 ini hingga akhir tahun. Menurutnya, perbaikan ekonomi AS tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan permintaan nikel. Sebab, di sisi lain, solidnya perekonomian AS membuat dollar AS terus menguat. Akibatnya, nikel yang diperdagangkan dalam satuan dollar AS menjadi sangat mahal.
“Indeks dollar AS saat ini sudah mencapai 86,69. Ini merupakan level yang sangat tinggi. Penguatan dollar secara berkelanjutan menjadikan harga nikel begitu mahal. AS akan membatasi impor nikel dan lebih memilih eksplorasi nikel di wilayahnya,” jelas Ibrahim. Di sisi lain, geliat perbaikan ekonomi AS tidak diimbangi oleh Eropa dan Tiongkok.
Ibrahim menduga harga nikel sepekan ke depan menuju level support di US$ 16.300 per metrik ton. Sementara resistance berada di US$ 16.700 per metrik ton. Di akhir tahun, harga nikel berpeluang kembali ke level support psikologis di US$ 15.000 per metrik ton. Jika ditembus, nikel menuju tren turun atau bearish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News