kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kenaikan harga nikel kembalikan performa laba Vale Indonesia (INCO)


Rabu, 25 Juli 2018 / 21:40 WIB
Kenaikan harga nikel kembalikan performa laba Vale Indonesia (INCO)
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk INCO


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - SOROWAKO. Sukses mencatat laba di semester pertama 2018, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengaku tertolong dengan kenaikan harga nikel. Berdasarkan laporan keuangan, yang dirilis Rabu (25/7), laba emiten melonjak menjadi US$ 29,39 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu Perseroan masih membukukan rugi sebanyak US$ 21,48 juta.

Lonjakan kinerja tersebut, turut diikuti laporan laba INCO untuk periode berjalan yang melejit 229% dari US$ 6,84 juta pada kuartal II-2017 menjadi US$ 22,55 juta tahun ini.

Senior Manager of Communication INCO Budi Handoko mengungkapkan, lonjakan laba tersebut, terbantu oleh naiknya harga nikel. Jika di semester I-2017 harga nikel hanya US$ 7.858 per ton, sekarang sudah US$ 10.880 per ton.

"Pengaruh harga sangat signifikan. Cost operasional kami itu relatif stabil," kata Budi kepada Kontan, Rabu (25/7).

Meskipun dia mengakui, tetap ada pengaruh dari harga minyak dan batubara sebagai bahan kebutuhan produksi. Namun dari sisi pendapatan, pengaruh harga nikel jauh lebih besar terhadap kinerja emiten tambang tersebut.

Perseroan tersebut juga mencatat, produksi nikel dalam matte sebesar 18.893 mt dan penjualan sebesar US$ 204,2

juta di kuartal II tahun ini. Produksi nikel dalam matte sekitar 10% lebih tinggi kuartal II-2018 dibandingkan kuartal I-2018

Selain itu, pendapatan sekitar 20% lebih tinggi, disebabkan oleh lebih tingginya volume pengiriman dan rata-rata harga realisasi di kuartal II-2018. Pengiriman nikel dalam matte meningkat sekitar 9% menjadi 18.764 mt, dan rata-rata harga realisasi naik sekitar 10% menjadi 10.880 per ton di kuartal II-2018 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Beban pokok pendapatan Perseroan di kuartal II-2018 meningkat sebesar US$12,7 juta, hal ini sejalan dengan peningkatan produksi dari 17.141 mt di kuartal I-2018 menjadi 18.893 mt di kuartal II-2018.

Sedangkan untuk beban pokok pendapatan per metrik ton nikel dalam matte di 2T18 sedikit lebih rendah dibandingkan di 1T18, meskipun harga bahan bakar meningkat di triwulan ini. Harga bahan bakar meningkat sebesar 5% per unit basis. Bahan bakar merupakan salah satu biaya terbesar Perseroan.

"Namun, dengan kondisi pasar yang naik turun, kami akan tetap fokus dalam mengoptimalisasikan kapasitas produksi kami, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya,” kata Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk.

Budi mengungkapkan, perkembangan harga ke depan akan sulit diprediksi karena alasan volatilitas. Sehingga upaya yang dapat dilakukan INCO ke depan adalah dengan mengontrol dari sisi biaya.

"Kami juga memiliki beberapa inisiatif untuk menekan cost," jelasnya. Dengan harapan, laba yang sudah diperoleh saat ini bisa berkelanjutan hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×