Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah berjangka WTI bertahan di bawah US$ 75 per barel dan Brent bertahan di sekitar US$ 80 per barel pada perdagangan Selasa (23/1). Harga ini mendekati level tertinggi dalam empat minggu karena adanya kekhawatiran pasokan akan terganggu akibat meluasnya konflik Timur Tengah.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, ada serangan baru dari pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap Houthi di Yaman.
"Hal ini memicu kekhawatiran konflik yang lebih luas di wilayah tersebut sehingga berpotensi mengganggu pasokan," kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/1).
Sutopo menyampaikan, harga minyak melonjak 2% pada Senin (22/1) menyusul laporan bahwa drone Ukraina menyerang fasilitas energi di pantai Baltik Rusia. Sementara itu, dimulainya kembali aliran minyak dari ladang minyak terbesar Libya dan tanda-tanda peningkatan produksi, terutama dari negara-negara non-OPEC, terus membebani pasar minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (23/1), Brent ke US$80,08 dan WTI ke US$74,79
Di sisi permintaan, IEA merevisi proyeksi pertumbuhan permintaan minyak tahun 2024 menjadi 1,24 juta barel per hari, naik sebesar 180.000 barel per hari. Alasannya, ada potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan harga minyak mentah di kuartal keempat.
OPEC juga mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari pada tahun 2024, dengan ekspektasi kuat terhadap pertumbuhan sebesar 1,85 juta barel per hari pada tahun 2025.
Sutopo mencatat, harga minyak mentah meningkat US$ 3,19 per barel atau 4,45% sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.
Minyak mentah WTI diperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 74,81 per barel pada akhir kuartal I-2024 dan US$ 80,97 per barel dalam waktu 12 bulan.
Kemudian, minyak mentah Brent diperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 80,54 per barel pada akhir kuartal I-2024 dan US$ 86,68 per barel dalam waktu 12 bulan.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Bergerak Tipis Usai Melonjak Tajam di Awal Pekan
"Sepertinya harga saat ini mencoba untuk naik, namun banjir minyak di pasaran masih menahan harga," ucap Sutopo.
Sutopo menyarankan para trader melakukan pembelian saat terjadi koreksi ke kisaran harga US$ 72-US$ 73 per barel. Para trader juga disarankan untuk tidak menahan posisi terlalu lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News