kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan harga emas masih rentan


Rabu, 02 November 2016 / 16:19 WIB
Kenaikan harga emas masih rentan


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pesimisme pasar akan peluang kenaikan suku bunga The Fed pada bulan ini jadi penyebab terangkatnya harga emas di perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (2/11) pukul 14.02 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange melesat 0,52% di level US$ 1.294,70 per ons troi dibanding hari sebelumnya.

Ditambah lagi, “dengan adanya risiko kondisi politik jelang pemilihan Presiden AS yang akan berlangsung bulan ini, maka harga komoditas logam mulia seperti emas dan perak akan terdongkrak untuk jangka pendek,” jelas Xu Wenyu, Analis Huatai Futures Co seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/11).

Namun memang kenaikan harga emas ini masih terbatas mengingat masih terbukanya peluang kenaikan suku bunga The Fed jelang akhir tahun. Dari Fed Fund Futures disampaikan, peluang kenaikan di Desember 2016 naik dari bulan lalu yang hanya 59% menjadi 71% di awal bulan November 2016 ini.

“Jika nantinya ada sinyal kenaikan suku bunga yang kuat maka harga logam mulia bisa menyesuaikan dengan cepat,” kata Xu Wenyu. Artinya ada potensi penurunan harga lanjutan dari harga emas.

Sepanjang pekan ini memang pergerakan harga emas akan sempit. Mengingat pasar yang tengah bersikap hati-hati. Setelah pengumuman hasil FOMC pada Kamis (3/11) dini hari nanti, data tenaga kerja AS selanjutnya juga perlu disoroti. Data tersebut akan dirilis pada akhir pekan nanti.

Rilis data tenaga kerja akan menjadi sinyal lanjutan bagi kelanjutan prospek kenaikan suku bunga yang bisa terus menopang keunggulan USD dan menenggelamkan emas.

Antisipasi pasar ini juga terlihat dari tidak banyak berubahnya kepemilikan aset emas di Exchange Traded Funds yakni di sekitar 2.040,98 metrik ton per Senin (31/10) lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×