Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) bergerak fluktuatif. Meski sempat mencatat penurunan akibat prediksi tingginya tingkat produksi CPO di Indonesia dan Malaysia, harga CPO masih bisa menguat.
Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan Selasa (1/10), harga CPO untuk pengiriman Desember tahun ini menguat 0,39% menjadi RM 2.329 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Ini merupakan penguatan harga CPO dalam tiga hari berturut-turut.
Tingkat persediaan CPO di dunia dalam beberapa waktu ke depan diperkirakan akan meningkat besar. Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa tingkat persediaan CPO pada akhir 2013-2014 akan naik 66% menjadi 3 juta metrik ton dibanding periode 2012-2013. Untuk tingkat persediaan CPO dunia, Departemen Pertanian AS memperkirakan, tahun 2013-2014, persediaan CPO akan mencapai 9,2 juta metrik ton atau naik 17% dibanding periode sebelumnya.
Departemen Pertanian AS memprediksi, permintaan CPO pada periode 2013-2014 ini hanya akan naik 4,5%. Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures bilang, perkiraan tingginya tingkat persediaan telah menekan pergerakan harga CPO. Apalagi, pasar dibayangi oleh kekhawatiran atas tingginya produksi CPO di Indonesia dan Malaysia.
Berdasarkan data Intertek Surveyor, ekspor CPO Malaysia meningkat menjadi 1,53 juta ton pada bulan September. Angka ini lebih tinggi ketimbang bulan Agustus sebanyak 1,50 juta ton.
Juni Sutikno, analis Philip Futures menambahkan, harga CPO berpotensi tertekan karena anjloknya sejumlah harga komoditas substitusi CPO, seperti minyak kedelai dan minyak mentah. Tekanan lain datang dari pelemahan rupee India yang telah memicu lesunya permintaan CPO dari India, konsumen CPO terbesar di dunia setelah China.
Juni dan Firman memperkirakan, tekanan harga CPO saat ini kemungkinan akan terus berlanjut. Secara fundamental, tekanan tersebut masih akan disebabkan oleh tingginya tingkat persediaan dan produksi CPO dan lesunya permintaan komoditas tersebut. "Fundamental CPO masih kurang bagus untuk mendukung kenaikan harga," kata Juni.
Zulfirman mengatakan, secara teknikal, tekanan terhadap harga CPO masih bisa terjadi, paling tidak sampai sepekan ke depan. Potensi ini bisa dilihat dari posisi moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area -16 dan masih menunjukkan adanya pelemahan. Sementara itu, indikator stochastic yang berada di level 30 dan masih bergerak naik akan menahan penguatan harga.
Zulfirman memperkirakan, dalam sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak konsolidasi dan cenderung tertekan di kisaran RM 2.220 - RM 2.320 per metrik ton. Sedangkan, Juni memperkirakan, sepekan ke depan, harga CPO masih akan tertekan di kisaran RM 2.202 - RM 2.348 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News