Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya harga minyak kelapa sawit atau CPO menekan kinerja PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) sepanjang kuartal pertama lalu. Namun, tren kenaikan harga CPO di tengah momentum Ramadan diharapkan mampu memoles kinerja emiten perkebunan ini.
Mengutip Bloomberg, Senin (21/5), harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2018 di Malaysia Derivatives Exchange berada di level MYR 2.446 per metrik ton. Sejak awal Mei, harga CPO terhitung sudah menguat 3,64%.
Analis Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe, berpendapat, musim Ramadan memang menjadi faktor kuat yang mendorong kenaikan harga CPO seiring dengan naiknya permintaan. "Potensi gagal panen jagung dan kedelai karena faktor cuaca juga berpotensi menahan harga CPO tetap tinggi hingga akhir tahun nanti," ujar Kiswoyo, Selasa (22/5).
Selain itu, saham-saham emiten perkebunan sudah mengalami tidur panjang selama dua tahun terakhir. Ia memprediksi, tahun ini hingga tahun depan seharusnya menjadi momentum bagi emiten untuk bangkit.
Namun, Kiswoyo tak yakin sepenuhnya tren membaiknya harga CPO akan berpengaruh signifikan pada kinerja TBLA ke depan. Pasalnya, emiten ini membagi gerak bisnisnya dengan segmen gula rafinasi. "Dampak ke TBLA sepertinya tidak akan sebesar dampak ke emiten lainnya yang seratus persen menjalankan bisnis di segmen CPO," pungkasnya.
Untuk itu, Kiswoyo memilih memberi rekomendasi hold bagi saham TBLA dengan target harga Rp 1.100 per saham.
Sementara, Analis Bahana Sekuritas Gregorius Grey masih cukup optimistis, akhir tahun nanti TBLA masih mampu mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,4% menjadi Rp 9,1 triliun. Sementara, laba bersih diperkirakan naik 9,8% menjadi Rp 1,04 triliun.Ia pun memilih mempertahankan rekomendasi buy saham TBLA dengan menurunkan target harganya. Dalam risetnya pada 2 Mei lalu, Gregorius mengubah target harga dari sebelumnya Rp 2.000 menjadi Rp 1.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News