Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga aluminium mulai tertahan. Setelah sempat melaju kencang sejak awal Maret lalu, kini harga komoditas logam industri ini berpotensi mengalami koreksi teknikal.
Pada penutupan perdagangan Kamis (19/4), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) tercatat mencapai US$ 2.485 per metrik ton. Posisi ini turun 2,05% dibanding posisi sebelumnya.
Tapi jika dibandingkan sepekan sebelumnya, harga aluminium masih menguat 6,88%. "Ini wajar. Setelah rally pasti ada koreksi," ujar Andri Hardianto, Analis Asia Tradepoint Futures kepada KONTAN, Jumat (20/4).
Apalagi harga sudah menyentuh level tertinggi sejak tahun 2015. Menurut dia, semenjak Amerika Serikat (AS) memberi sanksi pembekuan bisnis terhadap beberapa pebisnis aluminium Rusia, harga komoditas ini telah naik 20%.
Selain karena koreksi teknikal, harga aluminium juga mendapatkan tekanan dari kenaikan dollar AS. Ditambah lagi, menjelang akhir pekan terbuka potensi aksi ambil untung yang besar.
Andri menilai, dengan posisi harga yang sempat menguat tajam, koreksi teknikal aluminium bisa berlangsung agak lama, bahkan hingga akhir April mendatang. Menurut dia, harga aluminium akan melemah ke level US$ 2.400 per metrik ton.
Namun, setelah itu harga berpotensi kembali menguat. Pasalnya, dalam jangka pendek, aluminium masih berada dalam tren bullish. Apalagi, ada sekitar 420.000 ton stok aluminium di LME yang akan segera ditarik. "Tapi dalam jangka panjang, setelah adanya sanksi dari AS, perusahaan aluminium Rusia pasti akan mengerem produksinya," imbuh dia.
Secara teknikal, harga masih berada di atas garis MA-50, MA-100 dan MA-200. Lalu, MACD juga berada di area positif dan indikator RSIdi level 69,5. Tapi, stochastic yang berada di level 25,6 menunjukkan peluang koreksi.
Menurut Andri, pada Senin (23/4), harga aluminium bisa melemah di kisaran US$ 2.450–US$ 2.500 per metrik ton. Lalu sepekan berikutnya, harga juga masih bisa melemah dan bergerak di rentang US$ 2.400–US$ 2.550 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News