Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berpeluang untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis points (bps). Menyusul rencana rapat dewan gubernur (RDG) pada Rabu (30/5) mendatang.
Terhadap kemungkinan ini, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menanggapi jika kenaikan suku bunga acuan ini berdampak positif terhadap pasar.
“Rupiah masih bergerak lemah, jika tujuan kenaikan ini untuk menstabilkan rupiah, dalam jangka pendek ini cukup bagus untuk menjaga IHSG lebih stabil,” katanya, Minggu (27/5).
Untuk jangka pendek Aditya menilai indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) support di level 5.900 dengan target resistance sampai level 6.080.
Untuk jangka menengah dan panjang, dengan catatan keadaan eksternal lebih kondusif (trade war, the fed), pasar saham masih potensi untuk naik dan berkembang menembus level 6.000 ke depannya.
Seandainya kebijakan ini tetap tidak membuat rupiah stabil, dampaknya untuk jangka panjang akan menekan aktivitas ekonomi, di mana cost of credit akan membebani emiten. Bunga pokok utangnya juga akan naik, apalagi jika menggunakan dollar.
Serta emiten kesulitan untuk mengukur volatilitasnya. Dari dalam negeri emiten dihadapkan dengan consumer response dari masyarakat.
Intervensi BI ini menunjukkan, mereka akan melakukan segala cara untuk memberikan kepercayaan di pasar modal. Ada garansi bahwa ekonomi akan bagus dan itu peluang untuk kinerja emiten.
”Bisa saja nanti ke depannya BI rate diturunkan. Seandainya BI rate naik, banking belum tentu juga menaikkan bunga kredit,” imbuh Aditya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News