Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan umum Amerika Serikat (AS) terus menjadi bahan perbincangan global. Masing-masing kandidat presiden mengklaim dirinya merupakan pemenang dan akan jadi presiden AS berikutnya. Pasar pun terus mengawasi kelanjutannya dan pemilu masih terus menjadi sentimen penggerak di pasar, termasuk harga komoditas.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, melihat perkembangan saat ini, besar kemungkinan Joe Biden akan keluar menjadi pemenang. Kemenangan Biden ini disebut Ibrahim akan memberi dampak positif terhadap harga komoditas. Menurut dia, harga komoditas secara umum berpeluang naik signifikan jika Biden menjadi presiden AS berikutnya.
“Jika Biden jadi presiden, perang dagang antara AS dengan China maupun Eropa akan berakhir, ini tentu menjadi katalis positif untuk komoditas secara umum. Di satu sisi, Biden juga menunjukkan bahwa fokusnya adalah melakukan perbaikan ekonomi, sehingga stimulus besar-besaran masih akan berlanjut yang pada akhirnya menguntungkan komoditas,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (5/11).
Walau hasil pemilu AS akan jadi sentimen positif untuk komoditas, Ibrahim menyebut harga komoditas tidak serta-merta akan melonjak tinggi. Hal ini tidak terlepas dari masalah over supply yang terjadi saat ini seiring Uni Eropa yang memberlakukan lockdown selama sebulan. Dus, perkiraan Ibrahim sebulan ke depan harga komoditas secara umum masih akan bergerak fluktuatif.
Baca Juga: Kemenangan Biden tak akan pengaruhi upaya Indonesia genjot ekspor ke AS
Lebih lanjut, Ibrahim menegaskan saat ini seluruh komoditas diterpa sentimen positif pemilu AS, terlebih lagi untuk emas. Dengan masih banjirnya stimulus ke depan, ekonomi masih dalam fase pemulihan, sebagai safe haven, emas akan jadi incaran pelaku pasar. Selain emas, komoditas lain yang diuntungkan adalah logam industri.
“Biden punya fokus untuk mengembangkan mobil listrik yang ramah lingkungan, pada akhirnya permintaan terhadap platinum, paladium, timah, tembaga, nikel, dan aluminium, akan meningkat. Komoditas tersebut kan bahan dasar untuk mobil listrik sehingga harganya pun berpeluang terdongkrak,” tambah Ibrahim.
Ibrahim pun optimistis, selepas lockdown di Uni Eropa diangkat, harga komoditas akan terus membaik. Pasalnya, pada Desember, vaksin sudah mulai didistribusikan sehingga pemulihan ekonomi berpeluang berjalan lebih cepat. Dengan demikian, komoditas akan diselimuti sentimen positif menyambut 2021.
Baca Juga: Harga minyak masih melemah lebih dari 1%, WTI ke US$ 38,55 per barel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News