kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kembangkan BBM ritel, AKRA gandeng BP Global


Rabu, 16 November 2016 / 19:10 WIB
Kembangkan BBM ritel, AKRA gandeng BP Global


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) meneken perjanjian kerja sama dengan dengan BP Global Investments Limited. Perjanjian ini dibentuk melalui anak usaha AKRA, PT Anugrah Krida Retailindo.

Keduanya akan mendirikan perusahaan joint venture untuk membangun dan mengembangkan jaringan ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) dan memasok BBM kualitas premium. "Sehingga bisa memberikan tawaran berbeda untuk konsumen Indonesia," ujar Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur AKRA, Rabu (16/11).

Ia menilai, permintaan BBM ritel di Indonesia makin berkembang. Sehingga, prospek bisnis ini masih besar. Menurut Haryanto, kerjasama ini bisa mendorong pendapatan perseroan dalam jangka panjang.

William Suryawijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities mengatakan, kerjasama AKRA dengan BP ini akan berdampak positif untuk bisnis distribusi BBM AKRA. "Kebutuhan BBM ritel masih cukup besar sehingga akan menguntungkan AKRA," ujarnya.

Meski demikian, bisnis AKRA sejauh ini masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak. "Kalau saya lihat harga komoditas minyak belum akan menguat pesat. Nilai tukar rupiah yang kemungkinan melemah juga bisa mempengaruhi bisnisnya," kata William.

Hingga Kuartal III 2016, AKRA mencetak pendapatan sebesar Rp 10,9 triliun. Jumlah ini turun 27,14% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,03 triliun.

Pendapatan AKRA masih didominasi oleh perdagangan dan distribusi BBM sebesar Rp 9,8 triliun. Lalu, pabrikan sebesar Rp 442,2 miliar, dan logistik sebesar Rp 526,6 miliar. AKRA juga sudah membukukan pendapatan dari kawasan industri sebesar Rp 170,4 miliar.

Perseroan memangkas beban pokok dan mencetak laba selisih kurs. Hal ini membuat laba usahanya stabil. Beban keuangan AKRA juga menurun dari Rp 84,2 miliar menjadi Rp 61,7 miliar. Sehingga, pada periode itu, laba bersih AKRA mencapai Rp 793,19 miliar, turun tipis 6,16% year on year (yoy).

Direktur AKRA Suresh Vembu mengatakan, meski labanya masih turun, namun margin laba bersih naik menjadi 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,6%.

Per 30 September 2016, total aset perseroan mencapai Rp 15,6 triliun, naik dari Rp 15,2 triliun pada 31 Desember 2015. Sementara itu, tingkat return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masih cukup sehat di level 6.76% dan 16.7%.

William merekomendasikan Hold untuk saham AKRA di level Rp 7.100 per saham. Saham AKRA ditutup menguat 4,98% ke level Rp 6.850 per saham pada perdagangan Rabu (16/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×