Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks SMC Liquid yang mencakup saham-saham berkapitalisasi kecil hingga menengah dengan tingkat likuiditas tinggi mulai menunjukkan tren penguatan. Kelompok saham yang kerap disebut saham lapis dua ini pun mulai mencuri perhatian pasar.
Mengacu pada data statistik Bursa Efek Indonesia per Selasa (11/6), indeks SMC Liquid tercatat berada di level 310,358 atau menguat 1,8% secara year to date (ytd).
Kinerja tersebut jauh melampaui indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan atau blue chip, yang masih terkoreksi sebesar 1,96% ytd.
Analis sekaligus VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, mengatakan, penguatan indeks SMC liquid secara tahun berjalan didorong oleh beberapa faktor.
Pertama, kenaikan harga komoditas bahan baku seperti emas telah mendorong lonjakan harga saham-saham terkait, contohnya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang naik 115,08% ytd dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaju sebesar 38,08% ytd.
Kedua, kinerja keuangan kuartal I-2025 yang relatif tangguh turut menopang pergerakan indeks, tercermin dari pertumbuhan laba bersih sejumlah emiten seperti ANTM naik 794% yoy, BTPS naik 17,73% yoy, LSIP naik 45% yoy, TAPG naik 117% yoy, dan BIRD naik 42,8% yoy.
Audi menambahkan, komposisi saham dalam indeks SMC Liquid didominasi sektor barang baku dan energi, yang secara langsung mendapat keuntungan dari naiknya harga komoditas.
Hal ini membuat kinerja indeks SMC lebih solid dibanding LQ45 yang banyak diisi saham sektor keuangan, yang saat ini terdampak perlambatan kinerja akibat tingginya suku bunga dan meningkatnya biaya kredit.
Meski demikian, ia berpandangan penguatan ini cenderung tematik sehingga masih mengindikasikan pergerakan yang dinamis.
"Jika pada paruh kedua 2025 terdapat perkembangan seperti meredanya dampak kebijakan tarif AS, pemangkasan suku bunga, dan stabilitas ekonomi makro domestik, maka potensi rotasi sektor menuju saham-saham big caps yang menjadi konstituen LQ45 bisa kembali terjadi," kata Audi kepada Kontan, Rabu (11/6).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai wajar jika dalam beberapa waktu terakhir kinerja indeks SMC Liquid mampu mengungguli indeks LQ45.
Pasalnya, banyak saham dalam indeks ini berasal dari sektor-sektor yang tengah mengalami pemulihan harga sejak awal tahun, seperti sektor energi, properti, dan barang konsumsi.
"Secara sektoral, saham yang berkaitan dengan energi dan bahan baku, saya rasa masih akan mendominasi pergerakan positif dalam jangka pendek. Ini seiring dengan tren harga komoditas yang mulai stabil dan rotasi sektor dari big caps ke second liners yang lebih atraktif dari sisi valuasi dan momentum," ujar Ekky kepada Kontan, Rabu (11/6).
Sementara, Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus, menyampaikan bahwa secara keseluruhan penguatan IHSG yang terjadi beberapa waktu terakhir turut mendorong kenaikan indeks SMC Liquid, mengingat mayoritas konstituen indeks ini merupakan saham-saham lapis dua.
Menurutnya, penguatan tersebut didukung oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China setelah tercapainya kesepakatan tarif, serta membaiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Penurunan suku bunga Bank Indonesia di tengah penguatan rupiah juga menjadi penopang indeks," jelas Angga kepada Kontan, Rabu (11/6).
Ekky memperkirakan bahwa indeks IDX SMC Liquid masih berpeluang melanjutkan tren penguatan hingga akhir tahun, terutama jika sentimen positif terhadap sektor energi, properti, dan konsumer tetap terjaga.
Di sisi lain, indeks LQ45 dinilai baru akan menunjukkan pemulihan signifikan apabila ketidakpastian global mereda, sehingga investor mulai kembali melirik saham-saham big caps yang saat ini masih diperdagangkan di bawah valuasi wajarnya.
Rekomendasi Saham
Audi merekomendasikan untuk buy saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) di target harga masing-masing Rp 2.200 dan Rp 1.940. Ia juga menyarankan trading buy saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Avia Avian Tbk (AVIA) pada level target harga masing-masing di Rp 2.600 dan Rp 515.
Sementara Ekky menyarankan investor untuk melirik PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) sebagai strategi trading jangka pendek. Jika berhasil breakout di level Rp 500, saham ini berpotensi menuju Rp 530 dan kemudian Rp 580 sebagai target swing.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) juga dinilai menarik meskipun telah memasuki masa ex-date dividen, dengan tren bullish yang berpeluang berlanjut menuju target Rp 3.500.
Untuk sektor energi, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dipandang masih berada dalam tren strong bullish dengan target di Rp 1.440.
Adapun saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) mulai menunjukkan pembalikan arah, dengan target terdekat di Rp 2.000 dan potensi lanjutan ke Rp 2.400 hingga Rp 2.700.
Selanjutnya: BP Tapera Dukung Pemerintah Terkait Opsi Rumah Subsidi Kompak, Skema FLPP Berlaku
Menarik Dibaca: Liburan Sekolah, Hotel di Batam Hadirkan Kamar dengan Desain Karakter Anak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News