CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kelolaan reksadana fixed income per Desember tumbuh 7,07%


Kamis, 11 Januari 2018 / 20:57 WIB
Kelolaan reksadana fixed income per Desember tumbuh 7,07%
ILUSTRASI. Ilustrasi untuk Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap mampu mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 7,07% pada Desember lalu. Hasilnya, dana kelolaan reksadana tersebut mencapai Rp 106 triliun pada akhir 2017.

Hanif Mantiq, Direktur Utama Avrist Asset Management mengatakan, tren kenaikan harga seiring penurunan imbal hasil obligasi yang berlangsung sepanjang tahun lalu masih menjadi katalis positif pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap.

Di samping itu, investor institusi juga dinilai berlomba-lomba mengoleksi obligasi di akhir tahun guna memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1 tahun 2016.

Reza Fahmi Riawan, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management menambahkan, efek dari Fitch Ratings yang menaikkan peringkat utang Indonesia juga terasa di industri reksadana pendapatan tetap.

Pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap yang tergolong tinggi dinilai Reza, sejalan dengan rata-rata kinerja reksadana tersebut yang mencapai 10,72% sepanjang tahun lalu. Angka ini hanya kalah dari reksadana saham yang mencatat rata-rata imbal hasil sebesar 11,25% di periode yang sama. “Memang tahun 2017 adalah tahunnya obligasi,” katanya.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana berpendapat, reksadana pendapatan tetap masih berpotensi mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan paling tinggi meskipun kenaikannya tidak akan sebaik tahun lalu.

Terlepas dari imbal hasil surat utang negara (SUN) yang sudah terlalu rendah, secara keseluruhan pasar obligasi Indonesia masih cukup prospektif berkat adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

Selain tingkat suku bunga acuan yang masih berada di level rendah, Indonesia juga berpeluang kembali mendapat kenaikan peringkat utang dari Moody's dan Standard & Poor's di tahun ini. “Reksadana pendapatan tetap masih jadi pilihan menarik bagi investor institusi ataupun ritel,” ujar Wawan.

Hal yang sama disampaikan Reza. Menurutnya, dari segi dana kelolaan, tahun ini masih berpotensi menjadi milik reksadana pendapatan tetap. Ia pun menyebut, credit default swap (CDS) Indonesia yang tengah menyentuh level terendahnya turut menjadi katalis positif bagi peningkatan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×