kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kekhawatiran resesi AS turut menekan nilai tukar rupiah


Kamis, 06 Desember 2018 / 17:26 WIB
Kekhawatiran resesi AS turut menekan nilai tukar rupiah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran pelaku pasar pada outlook ekonomi global meruntuhkan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan membuat dollar AS diburu sebagai aset safe haven. Rupiah pun terseret melemah.

Mengutip Bloomberg, di pasar spot rupiah melemah 0,82% ke Rp 14.520 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tercatat melemah 0,86% ke Rp 14.507 per dollar AS.

Ahmad Mikail Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, yield US Treasury membentuk pola inverted yield curve, yaitu yield US Treasury jangka pendek lebih tinggi dari pada yield US treasury jangka panjang. Hal ini mengindikasikan AS berpotensi mengalami resesi.

"Berarti ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi AS di tahun depan akan melambat dan membuat earning per share saham-saham AS ikut turun sehingga membuat ekonomi global turun dan terlihat dari melemahnya bursa saham AS," kata Ahmad, Kamis (6/12).

Pasar obligasi AS yang mengindikasikan potensi resesi terjadi mendorong capital outflow baik di bursa AS maupun emerging market. Hal ini mendorong pelaku pasar lebih menyukai untuk memegang cash karena khawatir dengan perlambatan ekonomi global dan menjadikan dollar AS sebagai aset safe haven. Hal ini yang membuat rupiah melemah.

Senada, Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan turunnya yield US Treasury di bawah 3% dan rontoknya bursa saham AS menyebabkan terjadinya risk aversion dan mengangkat dollar AS karena dijadikan sebagai aset safe haven di tengah kondisi tersebut.

"Kalau terjadi risk aversion itu karena pelaku pasar khawatir pada outlook global dan yield US Treasury biasanya jadi bergerak turun," kata Lukman.

Untuk perdagangan, Jumat (7/12), Lukman memproyeksikan rupiah berpotensi masih tertekan di rentang Rp 14.500 per dollar AS hingga Rp 14.650 per dollar AS.

Sementara, Ahmad memproyeksikan melemahnya rupiah karena dominan sentimen eskternal ini juga masih akan terjadi pada perdagangan Jumat (7/12). Kemungkinan rupiah besok bergerak di rentang Rp 14.400 per dollar AS hingga Rp 14.500 per dollar AS.

Lukman menambahkan, hingga akhir tahun rupiah cenderung bergerak stabil di kisaran saat ini. Di tahun depan Lukman berharap pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga masih stabil dan inflasi bisa naik. "Kalau inflasi naik, bisa bantu rupiah terutama BI untuk naikkan suku bunga lebih gampang di tahun depan," kata Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×