kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kedatangan pemegang saham baru, prospek saham META makin kinclong


Selasa, 16 Oktober 2018 / 17:12 WIB
Kedatangan pemegang saham baru, prospek saham META makin kinclong
ILUSTRASI. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk membeli 10% saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), dinilai memberikan sentimen positif bagi pergerakan indeks saham emiten itu.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, prospek META menjadi lebih positif dengan adanya pemegang saham baru tersebut. Sehingga, saham META pun sudah layak dibeli saat ini, dengan support level Rp 238, dengan target harga jangka panjang adalah Rp 300 per saham.

"Kalau dari pergerakan sahamnya, META ini prospek sekali dan masih dalam tren menguat. Apalagi, fundamentalnya juga bagus, murah dengan PER masih di 13,56 kali," kata William kepada Kontan, Selasa (16/10).

Hal serupa juga diyakini Head of Research Astronacci International Anthonius Edyson yang melihat secara teknikal, saham META cukup menarik karena berada dalam tren partisipasi bullish. "Apalagi, dilihat dari harga yang terus bergerak membentuk higher peak dan higher trough," kata Anthonius kepada Kontan.co.id, Selasa (16/10).

Menurut Anthonius, idelanya META dalam jangka pendek indeks sahamanya akan mencapai area Rp 280. Para investor juga bisa melakukan buy on weakness pada saham META selama pergerakannnya masih berada di atas area Rp 200. Hari ini, harga saham META berada di Rp 244 per saham.

"Lewat akuisisi IIF, tentunya (prospek META) semakin positif, mengingat kinerja META juga cukup bagus jika dilihat dari net profit marginnya," tandasnya.

IIF membeli saham META dari Metro Pacific dan pemodal lain. Artinya, dana pembelian akan masuk ke kantong pemegang saham lama, bukan ke META. William mengatakan, kalau menerbitkan saham baru, prosesnya lebih lama dan harga saham akan bergejolak. "Sedangkan dari segi bisnis mungkin mereka melihat potensi META untuk tujuan ini sehingga mereka memilih mengakuisisi," kata William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×