Reporter: Revi Yohana Simanjuntak | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sektor konstruksi dan properti mendapat berkah dari iklim suku bunga rendah saat ini. Maklum, banyak proyek konstruksi dan properti dibiayai oleh perbankan. Salah satu emiten yang merasakan berkah tersebut adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Terbukti, penjualan lahan industri SSIA telah naik cukup signifikan di 2011. Manajemen SSIA memperkirakan, perusahaannya membukukan penjualan lahan industri seluas 208 hektare (ha) sepanjang 2011. Ini naik 471,42% dari penjualan lahan di 2010, seluas 36,4 ha. Pada awal tahun ini, SSIA telah mencatatkan komitmen pembelian lahan industri (order book) seluas 120 ha.
Selain permintaan lahan industri yang meningkat, harga jual lahan pun ikut terkerek naik. Pada 2011, harga rata-rata penjualan lahan SSIA sebesar US$ 42 per meter persegi (m2). Pada akhir tahun, harga lahan telah mencapai US$ 83 per m2. Dan, di awal tahun 2012, harga penawaran lahan industri SSIA sudah menyentuh US$ 110 per m2. "Permintaan lahan industri sedang tinggi-tingginya. Banyak investor asing yang berminat membuka industri di sini dan ekspansi manufaktur lokal menambah tinggi permintaan lahan industri," ujar Arif Budiman, Analis OSK Sekuritas.
Sektor konstruksi
Selain menjual lahan industri, SSIA juga mengandalkan sektor konstruksi, penyewaan properti, dan bisnis rumah sakit.
Triwira Tjandra, analis Ciptadana Sekuritas memperkirakan, bisnis konstruksi anak perusahaan SSIA yakni PT Nusa Raya Cipta (NRC) akan tetap memberikan kontribusi yang besar. Pada 2011, sektor konstruksi mampu memberikan kontribusi sekitar 60%-70% dari total pendapatan SSIA.
Undang-Undang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, yang disahkan DPR pada Desember lalu, juga berdampak positif bagi SSIA. Penerapan UU ini bakal mempermudah SSIA merampungkan proyek konstruksi ruas tol Cikampek-Paliaman, yang sedang dikerjakan senilai Rp 1 triliun.
Arif menghitung, SSIA bisa meraih total pendapatan Rp 3,4 triliun pada 2012. Angka ini lebih tinggi 25,9% dari perkiraan pendapatan perseroan di 2011 sebesar Rp 2,7 triliun. Sementara, laba bersih SSIA akan mencapai Rp 607 miliar atau naik 173% dari perkiraan laba bersih 2011 sebesar Rp 222 miliar.
Kondisi baik ini membuat Triwira dan Arief satu suara merekomendasikan beli SSIA. Triwira menargetkan harga SSIA Rp 1.030 per saham dan Budi memberi target hargaRp 1.290 per saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News