kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata Fitch Ratings usai Pakuwon Jati (PWON) akuisisi Hartono Mall & Hotel Marriot


Selasa, 08 Desember 2020 / 20:33 WIB
 Kata Fitch Ratings usai Pakuwon Jati (PWON) akuisisi Hartono Mall & Hotel Marriot


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) baru saja mengakuisisi Hartono Mall di Solo dan Yogyakarta, serta Hotel Marriot Yogyakarta.  

Fitch Ratings mengatakan akuisisi pertama yang dilakukan Pakuwon Jati di luar Jakarta dan Surabaya membantu perusahaan dalam melakukan diversifikasi geografi dan tidak akan berdampak pada peringkat.

"Aset ini lebih kecil dibandingkan dengan properti utama PWON lainnya, dan tidak menambah skalanya secara material. Ebitda dari ketiga aset akan mencapai 10% dari Ebitda non-pembangunan Pakuwon pada tahun 2019," jelas Fitch, Senin (7/12).

Aset ini juga sejalan dengan portofolio dan keahlian Pakuwon yang ada di segmen konsumen menengah ke atas. Tingkat hunian kedua mal relatif stabil hingga tahun 2020 dengan rata-rata 90%, sementara tingkat hunian hotel rendah di 50% karena penurunan kedatangan pengunjung internasional. Mal di Yogyakarta ini memiliki net leasable area (NLA) seluas 77.000 m2, mal Solo seluas 35.000 m2 NLA, sedangkan hotel Marriott adalah properti bintang lima dengan 347 kamar.

Baca Juga: Dewata Freight International (DEAL) bidik kontrak baru

"Kami yakin akuisisi tersebut tidak mengganggu profil keuangan Pakuwon, karena perusahaan memiliki likuiditas yang lebih dari cukup dan neraca yang kuat untuk melakukan pembelian," jelas dia.

Akuisisi senilai Rp 1,35 triliun seluruhnya didanai oleh kas. Setelah akuisisi, Fitch memperkirakan Pakuwon akan melaporkan utang bersih per persediaan bersih yang disesuaikan sebesar 11% pada tahun 2020, dan cakupan bunga bersih sekitar 11x.

Ketiga aset tersebut mendapat manfaat dari jalan tol yang menghubungkan Yogyakarta dan Solo ke Jakarta dan Surabaya. Jaringan jalan raya penting bagi wisatawan yang ingin menghindari penerbangan atau menggunakan kereta umum di tengah pandemi Covid-19.

Yogyakarta dan Solo terkenal sebagai tujuan wisata, mengingat kekayaan sejarah budaya kedua kota tersebut, dan akan mendapatkan keuntungan dari pemulihan pariwisata domestik. Badan Pariwisata Yogyakarta melaporkan hampir 30.000 kedatangan setiap hari pada akhir pekan di akhir September, dibandingkan dengan rata-rata historis sekitar 15.000.

Selanjutnya: Taipan Dato Low Tuck Kwong kembali beli saham Bayan Resources (BYAN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×