kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.374   -77,00   -0,47%
  • IDX 7.922   54,35   0,69%
  • KOMPAS100 1.113   10,87   0,99%
  • LQ45 805   4,89   0,61%
  • ISSI 272   2,56   0,95%
  • IDX30 418   3,23   0,78%
  • IDXHIDIV20 486   4,09   0,85%
  • IDX80 122   0,93   0,77%
  • IDXV30 133   1,52   1,16%
  • IDXQ30 135   1,37   1,02%

Kata analis soal pembangunan tol konsorsium BUMN


Minggu, 17 Agustus 2014 / 17:51 WIB
Kata analis soal pembangunan tol konsorsium BUMN
ILUSTRASI. Model roket Long March 5 Y5 dari program eksplorasi bulan China Chang'e-5 Mission ditampilkan di sebuah pameran di dalam Museum Nasional di Beijing, China 3 Maret 2021. REUTERS/Tingshu Wang/File Photo


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ruas tol Medan-Kuala Namu-Tebing tinggi akan memulai konstruksi bulan Oktober mendatang. Di situ, konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Hutama Karya akan mengerjakan pembangun sesi Kuala Namu-Tebing Tinggi. Berpegang nilai investasi Rp 4 triliun, para perusahaan tersebut pun mencari pinjaman perbankan.

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menyebut, sebaiknya para perusahaan tersebut meraih dana dari bank pelat merah. "Supaya menguntungkan bank BUMN juga. Mengucurkan untuk infrastruktur yang menguntungkan masyarakat. Jadi kerjasamanya bagus dan terintegrasi," ujarnya.

Padahal untuk pembangunan sesi Medan-Kuala Namu, dananya akan bersumber dari pemerintah. William menyarankan, ada baiknya pembangunan tol tersebut tak memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Saat ini, proyek konstruksi pemerintah tampak tengah melambat. William berpendapat, para perusahaan tengah menjaga risiko dari pelemahan nilai tukar. Kemudian, ini juga disebabkan adanya pergantian pemerintahan yang membuat mereka cenderung wait and see terhadap kebijakan baru. Meski begitu, William masih melihat tingginya prospek emiten infrastruktur dan konstruksi untuk berkembang. Pasalnya, pemerintahan baru biasanya menggenjot dua sektor tersebut.

Pekan lalu, saham JSMR tutup di harga Rp 6.325, WSKT di Rp 885, dan PTPP yakni Rp 2.450, William merekomendasikan hold untuk JSMR serta PTPP, lalu buy untuk WSKT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×